Kagerou, Batsubyoushimasu! Jilid 1 Bab 1 Bagian 2 Bahasa Indonesia

Bab 1 : Bulan Satu

 Bagian 2

 Aku tidak boleh sampai diremehkan, pikir Kagerou.

 Jika ia memberi respon yang konyol pada hari pertamanya berpindah tugas dan dijadikan bahan ejekan, kehidupannya tidak akan bisa pulih seperti sedia kala sampai akhir hayatnya. Ia tidak boleh membiarkan orang-orang di sana berpikir bahwa ‘Gadis Kure kampungan itu kebanyakan makan tiram sampai-sampai dia jadi tidak waras.’ Kure merupakan pelabuhan yang hebat, tapi Yokosuka sangat lebih besar daripada Kure, dan fakta bahwa Yokosuka merupakan Distrik Angkatan Laut sendiri sudah cukup untuk membuatnya dibanggakan sebagai pelindung Teluk Tokyo.

 Ia menaiki kereta dari Kure, dan karena ketiduran, ia hampir melewatkan tujuannya dan turun dari kereta dengan tergesa-gesa, setelah itu, ia salah menaiki bus dan tiba di Kurihama setelah perjalanan panjang dan mencoba kembali dengan panik, lalu meminta petunjuk arah kepada seorang lansia yang memberinya arah dengan menunjuk ‘Ke arah sana’, namun saat ia mengikuti arah yang diberikan, ia malah menemukan sebuah jurang yang sangat menakjubkan, dan setelah memikirkannya berulang-ulang, ia menyadari bahwa ia mungkin telah dianggap sebagai seorang wisatawan, kemudian ia mencoba untuk setidaknya berusaha menuju tujuannya dengan kemampuannya sendiri tanpa petunjuk, pada akhirnya ia sampai di tujuan dengan bermandikan keringat.

 Ketika ia mengecek waktunya, ia terkejut karena ia masih datang lebih awal dari waktu yang ditentukan. Gadis kapal terlatih untuk datang lima menit lebih awal apapun yang terjadi, tapi Kagerou sebenarnya merencanakan untuk datang bukan hanya lima menit, namun dua jam lebih awal. Meski ia menghabiskan banyak waktu untuk datang kemari, tapi faktanya ia masih tepat waktu.

 Sebuah papan penunjuk jalan yang terbuat dari perunggu bertuliskan “Distrik Angkatan Laut Yokosuka” tergantung di pintu masuk. Karena Yokosuka adalah pelabuhan, tentu saja itu mengarah ke laut, tapi itu bukan berarti ia bisa masuk dengan berenang ke dalam. Maka dari itu biasanya orang masuk melewati gerbang ini.

 Perlengkapannya akan dikirimkan secara terpisah, jadi wajar kalau ia datang tanpa membawa apapun. Gadis kapal dilarang untuk bepergian di daratan dengan peralatan yang terpasang. Ada alasan kenapa hal itu dilarang, karena orang-orang akan panik jika mereka melihat seseorang dengan meriam dan torpedo terpasang di bagian belakang tubuh mereka ketika menaiki transportasi umum.

 Kagerou berdiri diam. Pertama, ia harus melaporkan kedatangannya ke laksamana setelah memasuki pangkalan. Ia memeriksa apakah pakaian yang ia kenakan terlihat pantas.

 Sepertinya sulit mengatakan kalau ia terlihat rapi. Ini karena perjalannya ke sini dipenuhi oleh banyak hal. Yang jelas, ia merapikan roknya, meluruskan pita di dadanya, dan menghilangkan debu dari pakaiannya.

 Seharusnya begini saja cukup, ‘kan? Pakaian yang tidak rapi menunjukkan gambaran sifat gadis kapal tersebut. Sisanya, asal ia dapat mengelabui orang lain dengan gertakannya, ia tidak akan menjadi bahan ejekan.

 Ia menghirup napas panjang dan berjalan memasuki gerbang. Ia menunjukkan kartu identitasnya pada penjaga gerbang.

 Penjaga gerbangnya adalah seorang laki-laki yang memiliki wajah dan tubuh yang mirip gorila, namun ketika ia melihat kartu identitasnya, ia seakan-akan meloncat untuk memberi hormat.

“Anda dipersilahkan masuk!”

 Gadis kapal dihormati dan disegani pada saat yang sama. Semua orang tahu bahwa hanya para gadis itu yang dapat menyelamatkan umat manusia.

 Merasa sedikit lebih baik, Kagerou berjalan masuk. Seperti yang sudah diduga, bahkan penjaga gerbangnya sangat disiplin. Kure juga cukup disiplin, hanya saja penjaga di Kure memiliki suara yang lebih lembut.

 Ia berjalan di pinggiran agar tidak mengganggu mobil-mobil yang berlalu-lalang, ia berbelok beberapa kali hingga akhirnya menemukan gedung yang ia cari.

“… Ini tempatnya, ya?”

 Kagerou bergumam pada dirinya sendiri. Ukurannya terlalu kecil untuk disebut sebuah gedung. Malahan, sepertinya itu tidak bisa disebut gedung. Mau dilihat bagaimanapun juga, bentuknya seperti bangunan cetakan yang biasa dipakai di area konstruksi. Bangunan ini sepertinya lebih cocok disebut sebagai gubuk.

 Masa sih bangunan ini kantornya laksamana? Apa aku salah jalan? Pikirnya, namun mau bagaimanapun ia berpikir, ini memang bangunan yang ia cari. Tapi apa aku benar-benar harus melaporkan kedatanganku di sini?

 Gedung aslinya mungkin sedang dibangun, jadi ini pasti bangunan penggantinya untuk sementara, ‘kan? Ia memutuskan untuk berpikir demikian.

 Pintunya ditinggalkan terbuka lebar, berbahaya sekali. Kagerou berdiri di depan dan mengumumkan “Kagerou akan masuk ke ruangan,” dan memberikan hormat sepuluh derajat membungkuk sebelum masuk.

“Kapal perusak kelas Kagerou, Kagerou, mulai hari ini akan bertugas di Distrik Angkatan Laut Yokosuka pada pukul 0900! Saya mengharapkan bimbingan dan dorongan—”

 Ia tidak dapat menyelesaikan kalimat perkenalan Shiranui yang ia pinjam.

 Karena ruangannya kosong.

 

 Kagerou menatap dengan tercengang ke dalam ruangan kosong tersebut.

 Hal yang ada di depannya hanyalah sebuah meja dengan taplak berwarna abu-abu tanpa ada seorang pun di sekitarnya. Ada gulungan kertas bertuliskan “Pengawal Maritim” yang tergantung di tembok, tapi mana mungkin kau menyuruh kain tersebut untuk diajak bicara bukan?

(… Sudah kuduga, apa aku memang keliru datang ke sini?)

 Tidak, seharusnya ia tidak keliru. Ruangannya di sini, dan ia sudah memberitahukan waktu kedatangannya sebelumnya. Lalu, kenapa tidak ada siapa-siapa di sini?
 
 Ia melihat ke luar jendela yang digantung dengan boneka teru teru bozu[1] untuk melihat apakah ada orang di luar. Pelabuhan Yokosuka dapat terlihat dengan jelas dari sana.

 Kemudian, terdengar suara yang sangat keras.

“Berlindung, awas!!”

 Ia bertanya-tanya, Ada apa sih? Orang-orang di luar berlarian dan berhamburan seperti bayi laba-laba. Kagerou menatap kejadian tersebut dengan linglung.

 Kemudian.

 Suara desingan bermunculan. Ia samar-samar berpikir ‘Suaranya mirip peluru berjatuhan,’ saat tiba-tiba atapnya meledak.

“Kyaaa!!”

 Ledakannya membuat Kagerou terlempar ke luar. Tembok bangunannya roboh dan berjatuhan.

“Apa, apa-apaan ini, apa yang terjadi?!”

 Matanya berputar-putar ketika ia mencoba berdiri. Bangunan cetakannya benar-benar hancur lebur. Gulungan kertas yang bertuliskan “Pengawal Maritim” tertiup oleh angin dan mendarat di kepala Kagerou.

 Setelah ia menyingkirkan gulungan kertas itu, ia melihat seorang wanita yang terlihat sangat marah di depannya.

“Ya ampun, aku tidak menyangka akan menjadi seburuk ini. Di mana gadis kapal yang menembakkan meriam 12.7cm ke kantor laksamana?”

 Jadi itu tadi ulah seorang gadis kapal? Kagerou bertanya-tanya. Kalau memang itu tembakan meriam 12.7cm, berarti itu ulah seorang kapal perusak, ‘kan?

 Meski disebut meriam 12.7cm, bukan berarti meriam itu memiliki kaliber 127mm sungguhan. Itu hanyalah sebutan yang berarti meriam itu memiliki kemampuan yang kurang lebih sama dengan meriam 127mm. Apalagi meriam 12.7cm termasuk kategori kecil. Meriam itu ditujukan untuk dipasang di kapal perusak, jadi ukurannya tidak bisa terlalu besar.

 Walau begitu, beruntung sekali ledakan barusan merupakan peluru 12.7cm, belum lagi pelurunya meledak di udara. Kalau saja pelurunya 41cm seperti milik kapal tempur, semua orang pasti sudah mati.

 Kendati demikian, menembak ke arah kantor laksamana tetap merupakan hal yang aneh.

“Mana gadis itu?!”

 Wanita di depannya berteriak dengan muka merah di hadapan para gadis yang telah berkumpul.

 Ada yang menjawab “Dia tidak di sini. Sepertinya dia sudah pergi ke tempat lain.”

“Temukan dia. Jika dalam waktu satu jam dia tidak ditemukan, kalian semua tidak akan mendapatkan makan siang!”

 Para gadis tersebut mulai berlarian dengan panik.

 Wanita yang memberikan perintah itu masih terlihat marah. Sementara itu, Kagerou mengumpulkan keberanian untuk mencoba memanggilnya.

“Mohon maaf jika saya lancang.”

“Ada apa?”

 Wanita tersebut akhirnya menyadari keberadaan Kagerou.

 Topi dan seragam biru. Syal pendek berwarna putih di sekitar dadanya. Dengan sekilas, ia menyadari bahwa wanita itu adalah gadis kapal penjelajah berat. Perawakannya juga tinggi, dan wajahnya terlihat ramah. Namun, karena ia mendengarkan percakapan sebelumnya, ia tahu bahwa wanita ini sangat menyeramkan ketika marah.

 Wanita itu mengamati tubuh Kagerou dari ujung kaki hingga ujung kepala.

“Lho, ada kapal perusak. Sepertinya aku tidak mengenal wajahmu.”

“Saya Kagerou dari jenis kapal perusak kelas Kagerou. Mulai hari ini saya akan bertugas di Distrik Angkatan Laut Yokosuka pada pukul—”

“Ah, maaf, kamu pasti gadis yang menghubungiku dari Kure.”

 Ia memotong ucapan Kagerou dengan sedikit mengangkat tangannya, membuatnya tak bisa menyelesaikan seluruh kalimatnya.

“Aku Takao, kapal pertama dari kelas Takao. Kapal kedua juga ada di Distrik Yoko ini, tapi aku yakin cepat atau lambat kamu akan bertemu dengannya. Tugasku adalah mengurus latihan dan menemani kapal tempur menuju tempat yang jauh. Senang bertemu denganmu.”

“Ya…”
 
 Karena ia seorang penjelajah berat, ia pasti bepergian bersama kapal tempur dan kapal induk, dan kadang bertugas sebagai kapal bendera[2], ‘kan?

 Dan lagi, dadanya sangat besar. Bahkan seragamnya terlihat seperti akan robek karena tidak muat menampungnya. Memangnya ada aturan yang mengatakan kalau kamu harus memiliki dada yang besar jika ingin menjadi seorang penjelajah berat?

“Kalau begitu, Takao-san adalah kapal bendera saya, apakah itu—”

“Tidak, kamu salah. Kamu kapal perusak, ‘kan?”

“Benar, kalau begitu, saya akan—”

“Daripada membicarakan itu,” Takao mencengkram kedua bahu Kagerou dengan erat. “Bisakah kamu membantuku menemukan gadis itu?”

“… Siapa yang Anda maksud?”

“Gadis yang menghancurkan kantor laksamana barusan, si dungu—bukan, si gadis kapal yang unik itu. Ini sudah yang ketiga kalinya untuk bulan ini saja. Setiap kali hal ini terjadi, laksamana menjadi cemberut dan pergi ke asrama kapal induk untuk memanjakan diri, tahu. Minggu kemarin ia berubah pikiran dan berpindah ke asrama kapal tempur, lalu para gadis kapal induk mengeluhkannya. Hanya kami yang selalu kerepotan karenanya.”

“Hah?”

 Sudah entah berapa kali Kagerou mengeluarkan suara tercengang. Distrik Angkatan Laut ini sebenarnya kenapa, sih?

“Maka dari itu, beri aku bantuan. Kali ini aku akan pasti mengikat gadis itu dengan tali tambatan sampai dia tidak bisa bergerak.”

“Jadi, siapa yang harus saya cari?”

“Seorang kapal perusak yang tampak kurang ajar dengan mata yang selalu melotot. Kamu akan langsung mengenalnya begitu kamu melihatnya.”

“Apa nama kapalnya?”

 Takao akhirnya memberitahu nama kapal gadis itu ke Kagerou.

“Akebono.”

 

 Distrik Angkatan Laut Yokosuka sangatlah luas. Tempat ini memiliki fungsi yang berbeda dari Kure yang memfokuskan latihan dan edukasi, namun area praktek dan perairannya tidak dapat dibandingkan dengan Kure. Sebelum keberangkatannya, Kagerou ditakut-takuti oleh teman-temannya yang merupakan sesama gadis kapal dengan “Kasihan sekali kamu dipindahkan ke Distrik Yoko,” “Suasananya sangat intensif di sana, Kure bahkan tidak sebanding,” atau “Pergi ke luar negeri akan sangat lebih mudah daripada pergi ke tempat itu.” Mau dipikir bagaimanapun juga, mereka hanya mengatakan hal-hal dari imajinasi mereka, namun karena Kagerou tidak punya bantahan, ia hanya bisa mendengarkan.

 Distrik Angkatan Laut Yokosuka dikatakan penuh ketegangan karena mereka selalu memikirkan pertempuran dengan Armada Laut Dalam, dan itu bukan tanpa alasan.

 Seharusnya sih begitu.

 Kagerou bertanya-tanya, Kenapa aku harus mengikuti pencarian orang sih? Yah, ia masih seorang kapal perusak, jadi wajar jika pencarian dan penyelamatan orang adalah keahlian khususnya, tapi bukankah itu aneh kalau ia langsung disuruh-suruh melakukannya setelah melaporkan penugasannya saat itu juga? Karena hal tersebut, ia berada dalam situasi yang canggung di mana ia harus pergi ke sana kemari padahal ia sendiri belum menerima tur keliling.

 Ngomong-ngomong, ‘tur keliling’ maksudnya adalah aktivitas di mana gadis kapal yang baru datang bertugas diajak berkeliling agar ia dapat mempelajari tata letak fasilitas yang ada di Distrik Angkatan Laut tersebut. Jika kau tidak dapat mengingat tata letaknya dalam sekali keliling, kau akan diomeli.

 Karena aku tidak mendapatkan tur keliling, aku sama saja seperti anak hilang. Di mana aku harus mencari gadis itu kalau begitu?

“Ini Distrik Angkatan Laut juga seperti Kure, jadi seharusnya fasilitasnya mirip…” Kagerou bergumam dalam mulutnya.
 
 Jika misalnya aku melakukan hal gila seperti menembak kantor laksamana, kemana aku akan kabur setelahnya? Hal yang paling umum adalah lari ke pegunungan untuk bersembunyi seperti yang dilakukan pembunuh berantai, atau pergi sejauh Kepulauan Laut Karang sambil membawa perlengkapan. Karena banyak kepulauan yang tidak diketahui orang di daerah selatan, hidup normal seperti Robinson Crusoe[3] sepertinya mungkin.

 Hanya saja, dari cara Takao berbicara, kedengarannya kejadian seperti ini sering terjadi sebelumnya. Lari ke selatan setiap kali melakukan hal tersebut rasanya tidak sebanding dengan kesulitannya. Untuk berjaga-jaga, Kagerou meregangkan tubuhnya untuk melihat ke sisi teluk bagian dalam, namun ia tidak melihat jejak ombak dari gadis kapal di perairannya.

 Artinya gadis itu masih di daratan. Apakah ia di dalam Gudang Peralatan milik Departemen Perlengkapan? Tidak, ada penjaga di sana. Kalau begitu, bagaimana dengan galangan kapal? Kalau ada seseorang yang sedang dirawat di sana, sembunyi ke sana tidak ada artinya. Gedung Karantina milik Departemen Bandar Pelabuhan? Akan sangat lucu karena gadis itu bisa saja ditakut-takuti dengan ancaman terinfeksi suatu jenis patogen. Fasilitas De-magnetisasi Teluk Dalam? Sembunyi di sana sama saja seperti memata-matai pemerintahan.
   
 Ia memikirkan apa yang akan ia lakukan seandainya ia yang melakukannya. Ketika ia ketahuan melakukan ginbai[4] untuk mendapatkan ramune[5] dan pisang dari kafetaria oleh orang yang mendapatkan tugas mingguan, ia menyembunyikan diri di bawah lantai aula. Ketika ia tertangkap basah membawa buah persik kalengan dan botamochi[6] hingga dikejar-kejar temannya untuk berbagi, ia berpura-pura menjadi staf Bagian Perbaikan milik Departemen Konstruksi. Ngomong-ngomong, ia tidak melakukannya karena ia menginginkannya. Itu semua karena Shiranui yang terkena demam menginginkan makanan tersebut, jadi ia berusaha mendapatkannya.

(Tapi memangnya gadis itu akan sembunyi di tempat yang sangat jelas seperti itu…?)

 Kalau pihak yang bersembunyi ahli, maka pihak yang mencari juga harus ahli. Khususnya bagi gadis kapal perusak, mereka siap melakukan apapun untuk menemukan target mereka, entah itu di darat maupun laut. Bahkan di Distrik Angkatan Laut yang lain pun, berkelahi untuk memperebutkan handuk, alat tulis, dan bahkan pakaian dalam yang dipinjam dari para kapal tempur maupun kapal penjelajah merupakan hal yang lumrah terjadi.

 Sekali lagi, ia mencoba mengingat perkataan Takao. Ini sudah yang ketiga kalinya untuk bulan ini saja. Artinya gadis itu sudah pernah tertangkap dua kali. Mungkin ia berada di tempat yang mudah ditemukan. Mengapa ia sembunyi di tempat yang mudah ditemukan? Bisa saja ia ingin seseorang mencarinya. Hanya saja, ia tidak mungkin hanya berkeliaran di sekitar. Ia pasti ingin tahu pergerakan orang-orang yang mencarinya. Kalau begitu.

“Sepertinya di sana.”

 Ia berlari menuju bangunan yang ada di pinggir penglihatannya.

 Bangunan gaya kebarat-baratan dengan tiga lantai dan berwarna merah bata. Di antara banyak bangunan modern yang ada, bangunan itu terlihat mencolok karena warna dan bagian luarnya. Bangunan itu adalah Kantor Pemerintahan Distrik Angkatan Laut Yokosuka.

 Kagerou memasuki bangunan itu tanpa memberi salam hormat. Memanfaatkan situasi di mana tidak ada orang yang melihat, ia berlari menaiki tangga.

 Ia menuju atap. Tempatnya tidak terlalu besar karena digunakan untuk mengibarkan bendera.

 Di sana ada seorang gadis kapal.

 Seragam pelaut klasik dan pita dasi berwarna biru. Rambut panjangnya diikat di sisi kanan kepalanya dan sebuah lonceng terpasang di penjepit rambutnya. Raut mukanya terlihat muda, dan pandangan matanya tak diragukan lagi memiliki kesan tidak ramah dengan tatapan yang tajam.

 Kagerou yakin, Gadis ini pasti Akebono.

 Akebono tidak melihat ke arahnya sembari mengeluarkan jam saku dari saku dadanya.

“… Sepuluh menit. Heh, bukankah ini waktu tercepat sejauh ini?”

 Caranya berbicara seolah-olah mengejek orang lain.

“Kalian ini memang tidak kompeten dan bodoh, tapi kurasa ada beberapa yang bisa memahami ke-tidak kompeten-an kalian. Ini hal yang bagus untuk para penjelajah ringan dan perusak itu.”

 Ia memutar tubuhnya. Kemudian, wajahnya kebingungan.

“… Siapa kau?”

“Kagerou,” jawabnya.

 Akebono terlihat lebih tidak percaya.

“Kagerou, maksudmu kapal pertama dari kelas Kagerou? Apa maumu?”

“Aku berpindah tugas ke sini mulai hari ini.”

 Ia mencoba mengatakan ‘Senang mengenalmu,’ namun sepertinya Akebono sedang dalam suasana hati yang tidak menginginkan sapaannya.

 Ia dihujani pandangan ketidakpercayaan yang sangat jelas.

“Jadi apa maumu di sini?”

 Kagerou kebingungan mendengar nada bicaranya yang terkesan menghina, namun tetap menjawab “Aku diperintahkan untuk mencarimu. Para gadis kapal yang lain diancam tidak akan mendapatkan makan siang jika mereka tidak menemukanmu.”

“Biarkan saja mereka. Mereka hanyalah kapal perusak beban yang tidak berguna yang hanya bisa berteriak-teriak sambil berhamburan ke sana kemari.”

“Bukankah kamu sendiri seorang kapal perusak?”

“Lalu kenapa?”

 Akebono memberikannya tatapan yang tajam, dan Kagerou kehilangan kata-kata.

“… Uhh…”
 
“Berpindah tugas artinya kamu dari Kure atau Sasebo. Aku yakin kamu mengacaukan sesuatu dan diusir dari sana. Pasti itu ‘kan, antara kamu terkena toss bombing[7] atau tertembak rentetan serangan karena kamu gagal mewaspadai sekitar, benar begitu bukan? Lagi-lagi Distrik Yoko dipenuhi oleh rongsokan yang membuat tempat menjadi sempit.”

 Daripada kehilangan kesabaran, Kagerou lebih kebingungan menghadapinya. Gadis ini sebenarnya kenapa sih, dari tadi hanya mengejek orang lain saja.

“Kamu sebaiknya cepat-cepat pensiun karena kapal perusak tidak akan berguna melawan para Armada Laut Dalam. Yah, meskipun kamu tidak pensiun pun hasilnya sama saja karena kamu pasti akan tenggelam cepat atau lambat. Penonaktifan setelah tenggelam juga membutuhkan dua kali mengurus administrasi jadi pensiun sekarang akan lebih baik.”

 Ia mencoba membantah kata-kata penuh kebencian tersebut.

“Aku… Aku datang ke sini untuk bertarung dengan sungguh-sungguh, lho.”

“Hah? Bertarung melawan Armada Laut Dalam adalah kata-kata yang hanya digunakan oleh para kapal tempur dan kapal induk, kamu sadar tidak sih?” Akebono mencibir. “Kalau berbicara soal kapal perusak, tugasnya hanya antara mengawal konvoi kapal pada sebuah ekspedisi atau menjadi bidak yang dikorbankan agar yang lain bisa lari dari wilayah pertempuran. Mereka tidak mengharapkan apapun dari para kapal perusak sejak awal.”
 
“Bukankah kapal bantu[8] diperlukan untuk melakukan pertempuran?!”
 
“Sayang sekali tidak. Pengiring[9] armada bukanlah aktor utama di panggung, tahu. Apapun yang kapal perusak lakukan, tidak ada yang diharapkan pada mereka selain menjadi alat sekali pakai. Bahkan para penjelajah ringan berpikir demikian.”

“Mana mungkin itu benar!”

 Kagerou berteriak. Semua penjelajah ringan yang ada di Kure sangat baik hati dan sangat menghormati orang lain. Terlebih lagi Jintsuu yang sangat ketat disiplin namun juga lemah lembut pada saat yang sama dan juga mengatakan “Para kapal perusak adalah kebanggaan kami.”

 Namun, mengapa gadis ini sangat begitu merendahkan orang lain?

“Kapal perusak bukanlah beban yang tidak berguna!”

“Yah, mungkin kamu benar. Paling tidak mereka masih berguna untuk mencariku.”

 Gadis ini benar-benar tidak bersahabat.

 Kagerou meringis kesal. Kalau tau bakal begini, aku seharusnya lebih banyak melatih kosakata hinaan. Lagipula, aku tidak butuh berlatih hal seperti itu di Kure karena tidak ada gadis kapal yang se-menjengkelkan ini di sana. Partnerku, Shiranui, sangat tenang dan berkepala dingin, meski sedikit sarkastik, dia tidak pernah sama sekali melontarkan hinaan terang-terangan seperti itu.

 Tentunya, Akebono tidak mempedulikan keadaan Kagerou sama sekali.

“Jadi, apa yang si kelas Kagerou ini ingin lakukan kepadaku sekarang setelah menggangguku?”

“… Aku akan membawamu kembali.” Nada bicaranya menjadi pelan menggeram. “Kalau tidak, aku juga tidak akan mendapatkan makan siang.”

“Bukankah mengurangi makan sedikit bagus untuk diet?”

“Aku tidak gemuk!” Ia menarik lengan Akebono dengan paksa. “Ayo kembali!”

“Wow, kasar sekali. Jadi kabar bahwa kelas Kagerou hanya berisi idiot berotot yang tak memiliki otak benar, ya?”

“Berisik!”

 Kagerou menarik Akebono bersamanya sambil mencoba untuk tidak melihat wajahnya sebisa mungkin.

 

 Kagerou membawa Akebono ke hadapan Takao. Akebono masih meneruskan caciannya, namun ia tidak melawan ketika dibawa.

“Saya membawanya kembali.”

“Terima kasih atas kerja kerasmu. Jadi kelas Kagerou memang benar-benar cepat seperti katanya.”

 Takao terkesan. Kagerou memberi hormat dengan muram.

“Kalau begitu saya izin pergi.”

“Ah, tunggu. Bawa gadis ini bersamamu.”

 ‘Gadis ini’ tentu saja maksudnya Akebono. Kagerou memasang wajah tidak percaya.

“Ke tempat penahanan?”

“Sayang sekali, barusan laksamana memberikan instruksi kepadaku untuk mengabaikan tindakannya tanpa pertanyaan.”

“Hah? Bukankah dia meledakkan kantornya?!”

“Laksamana kita adalah seorang masokis dan penyuka kembang api, jadi dia pasti sedang menontonnya dari suatu tempat. Katanya ‘Api ledakannya menjulang dengan indah, jadi dia tidak bersalah,’ atau semacamnya.”

 ‘Itu konyol,’ pikir Kagerou. Dalam situasi yang biasanya, peralatannya akan dibongkar dengan pasti, lalu gadis kapal yang bersangkutan akan diadili kemudian dimasukkan ke penjara Kurihama.

 Belum lagi, Kagerou tidak ingin bersama gadis kapal perusak ini, terlepas dari ia bersalah atau tidak.

“Baiklah, saya tidak tahu harus pergi ke mana, tapi selama saya membawanya bersama saya, itu tidak masalah, apa benar begitu?”

“Satu lagi. Ada surat penugasan yang ditujukan untuk Kagerou. Di mana ya…” Takao mencari surat tersebut di antara tumpukan dokumen yang ia bawa. “Ini dia. Sebentar, di sini tertulis ‘Kagerou dari kapal perusak kelas Kagerou diperintahkan untuk bertugas di divisi perusak berikut: Divisi Perusak ke-14.’”

 Kagerou mengulang perintah penugasannya dalam mulutnya. Empat belas, empat belas? Aku tidak ingat pernah mendengarnya. Memangnya ada divisi perusak dengan nomor itu?

“Memangnya Distrik Yoko mempunyai divisi keempat belas?”

“Entahlah. Mungkin mereka menentukannya dengan melempar dart atau sesuatu yang lain.”

 Sepertinya Takao benar-benar tidak mengetahuinya dan mengatakan sesuatu yang tidak terlalu serius.

 Aturan resmi menentukan bahwa divisi perusak yang ditempatkan di Distrik Angkatan Laut Yokosuka diberi nomor dari satu sampai sepuluh. Fakta bahwa ada divisi keempat belas artinya itu mungkin pengecualian.

 Setelah angka sepuluh, nomornya diberikan ke divisi perusak di Kure. Aku dari Kure, jadi mungkin karena itu? Pikir Kagerou. Atau mungkin ada alasan lain?

“Rasanya seperti itu divisi untuk sisa-sisa perusak yang ada, ya.”

“Sepertinya kamu dapat membayangkannya dengan baik.”

“Tolong jangan mengatakan hal-hal seperti itu. Selain saya, siapa anggota lainnya?”

 Takao menunjuk ke samping Kagerou.

“Dia di sini.”

“Hah?”

“Itu, di sampingmu.”

 Kagerou berpikir, Aku tidak mengerti apa yang Takao katakan. Tidak, sebenarnya aku paham. Hanya saja aku tidak ingin mempercayainya. Aku dipanggil ke Yokosuka karena aku adalah kapal perusak kelas Kagerou yang muda dan penuh energi. Tidak salah ‘kan memiliki harapan seperti itu?

 Ia melihat ke sampingnya dengan segan, kemudian mengembalikan pandangannya.

“Maksudnya… bersama Akebono…?”

“Benar.”

 Kagerou melompat.

“I-itu b-bohong, ‘kan?!”

“Kenapa aku harus berbohong? Kamu sendiri tadi sudah mengatakannya sendiri, lho, tentang divisi perusak yang tersisa.”

“Aku tidak menyangka kalau itu sungguhan…!”

“Kukira gadis kapal dari Distrik Kure handal dalam menyimpulkan situasi.”

 Takao membereskan tumpukan dokumennya yang ia bawa seakan-akan mengatakan ‘Dengan begini aku selesai. Itu saja.’

 Kagerou bertanya dengan penuh tenaga untuk menahannya pergi, “S-siapa, siapa kapal pimpinannya? Anda ‘kan, Takao-san?!”

“Kamu yang memimpin.”

“Eh?!”

“Kagerou akan menjadi kapal pimpinan dari Divisi Perusak ke-14.”

“Tidakkkkk!”

 Kapal pimpinan adalah sebutan bagi kapal yang bertugas memberikan perintah dan mengurus sebuah divisi perusak. Biasanya, seorang penjelajah ringan yang memiliki kecepatan dan kemampuan komunikasi yang bagus bertugas sebagai kapal pimpinan. Kasus di mana seorang kapal perusak menjadi kapal pimpinan merupakan kasus istimewa yang sangat tidak biasa.

 Kagerou merasa hampir terbebani sampai Takao mengatakan “Sudah ada beberapa gadis kapal yang mencoba menjadi kapal pimpinan dan mengurus Akebono, namun mereka semua gagal. Aku sebenarnya bertugas sementara untuk menjadi kapal pimpinannya, tapi akhirnya aku dibebastugaskan mulai sekarang.”

“Tapi bukan berarti itu—”

“Laksamana bilang, ‘Dia dari Kure, jadi dia pasti bisa melakukannya,’ lho.”
 
 Aku tidak pernah dengar yang seperti itu. Kalau benar kau hanya perlu orang dari Hiroshima untuk memimpin, planet ini seharusnya sudah pasti dikuasai oleh Carp atao Sanfrecce saat ini juga.[10]

 Kagerou merasa sangat pusing sampai ia merasa ingin duduk di tanah. Takao mengatakan padanya dengan wajah yang sangat lega, “Rasanya seperti terbebas dari beban yang sangat berat. Entah mengapa, lautnya terlihat lebih biru dari biasanya, tahu?”

“Di mataku lautnya tidak ada bedanya seperti air comberan…”

“Masih ada gadis lain yang tergabung di Divisi Perusak ke-14, jadi kamu lebih baik mencari mereka. Berteman baiklah dengan mereka.”

 Setelah mengatakan hal tersebut, Takao pergi sambil membicarakan “Kurasa aku akan berpesta dengan daging kalengan hari ini.”

 Setelah itu, hanya dua gadis kapal yang tersisa di tempat itu.

 Kagerou melirik ke samping. Si gadis kapal dengan mulut dan sifat yang buruk itu terlihat sangat bosan.

 Setelah beberapa saat, Akebono mengatakan “… Dapat sial, ya,” seakan-akan berbicara pada dirinya sendiri.

“Jadi kamu paham kita dapat angka sial?”

 Ia mengira Akebono secara mengejutkan berbicara dengan jujur, namun ia kemudian dipelototi.

“Aku membicarakan diriku sendiri.”
 
 Kagerou akhirnya berteriak, “Berisik kau idiot sialan!” Kenapa sih kapal perusak ini dengan tingkah lakunya yang buruk? Kudengar banyak gadis-gadis baik di kelas Ayanami, tapi yang satu ini benar-benar lebih buruk dari yang paling buruk. Siapa juga yang mau berteman dengannya? Dia lebih baik terkena skip bombing[11] dan tenggelam di Laut Solomon.

 Akebono tidak mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Kagerou. Ia sudah lama pergi dari sana.




Catatan :

 [1] : Boneka tradisional Jepang yang terbuat dari kertas atau kain putih yang digantung di tepi jendela dan dipercaya dapat mencegah cuaca buruk atau hujan.
 [2] : (Inggris: Flagship) Kapal bendera (atau kapal panji) adalah kapal yang memimpin armada angkatan laut.
 [3] : Robinson Crusoe adalah novel karya Daniel Defoe, pertama kali diterbitkan pada tanggal 25 April 1719. Menceritakan tentang sang protagonis Robinson Crusoe yang dibuang di sebuah pulau terpencil di gurun pasir tropis dekat pantai Venezuela dan Trinidad yang menghabiskan 28 tahun, bertemu kanibal, tawanan, dan pemberontak, sebelum akhirnya diselamatkan. Banyak orang yang mengira karakter protagonis adalah orang yang nyata, namun Robinson Crusou hanyalah karakter fiksi yang ditulis berdasarkan kisah orang lain.
 [4] : Ginbai adalah kebiasaan angkatan laut (dan mungkin angkatan darat juga) Kekaisaran Jepang untuk meminta langsung bahan makanan atau barang lain ke bagian logistik dan mirip seperti menyuap karena barang yang diinginkan biasanya tidak diperbolehkan oleh aturan atau hanya diperuntukkan bagi perwira kelas atas.
 [5] : Minuman bersoda yang biasanya rasa lemon, namun juga bisa rasa lainnya.
 [6] : Juga dikenal sebagai Ohagi, nasi kepal Jepang yang dilapisi pasta kacang merah manis (Azuki.)
 [7] : Pengeboman lempar adalah teknik pengeboman di mana pesawat terbang rendah kemudian naik ke atas dengan tajam dan melakukan putaran ketika menjatuhkan bom agar bom dapat terlempar jauh.
 [8] : (Inggris: Auxillary Vessel) Jenis kapal-kapal yang tidak digunakan untuk bertempur secara langsung namun membantu armada dengan fungsinya masing-masing.
 [9] : Di teks aslinya tertulis Tsuyuharai, yang artinya orang yang mengiringi Yokozuna, pegulat sumo tingkatan paling tinggi, ketika pegulat sumo tersebut melakukan upacara memasuki arena.
 [10] : Keduanya merupakan tim bisbol yang berasal dari Hiroshima.
 [11] : Pengeboman loncat, teknik pengeboman di mana bom yang digunakan dijatuhkan di ketinggian rendah dalam kecepatan tinggi agar dapat memantul di permukaan air seperti batu yang dilempar dengan cepat dan memantul di permukaan air.

No comments:

Post a Comment