Bab 3: Api
Bagian 1
Kagerou bangun dari tidurnya sebelum suara terompet reveille[1] berkumandang.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seluruh kapal perusak tinggal di asrama kapal perusak. Satu kamar digunakan bersama oleh dua atau tiga kapal perusak. Masing-masing mendapatkan sebuah kasur dan loker. Sebagai catatan, kapal tempur dan kapal induk mendapatkan ruangan selebar 3.6 meter persegi, belum lagi itu merupakan kamar pribadi, sehingga hal tersebut terkadang membuat banyak orang iri.
Umumnya, sebuah divisi perusak berisikan empat kapal, namun Divisi Perusak ke-14 terdiri dari enam kapal yang mana merupakan batas maksimalnya. Oleh karena itu mereka menempati tiga kamar. Ruangannya sama sempitnya seperti kompartemen kru kapal selam, dengan tempat tidur susun dan tirai penghalang sebagai satu-satunya cara menjaga privasi. Mau tak mau, hal tersebut membuat mereka harus meningkatkan keakraban hubungan mereka dengan gadis kapal yang lain.
Kagerou berbagi kamar dengan Satsuki. Kagerou mengira ia tidak akan merasa bosan karena gadis itu memiliki sifat yang ceria, namun Satsuki selalu menutup tirainya. Padahal tidak ada pemadaman masa perang, jadi ia merasa Satsuki tidak perlu menutup tirainya. Bahkan ketika Kagerou memasuki kamarnya untuk pertama kalinya dan menggumamkan ‘Baiklah, mungkin saatnya tidur,’ Satsuki sama sekali tidak mencoba membuka tirainya. Ia mengeluarkan semacam suara dari waktu ke waktu, namun sepertinya ia sedang melakukan push-up.
Apa dia benar-benar tidak menyukai interaksi dengan orang lain sampai segitunya? Belum lagi, bukan hanya dia, namun hampir semuanya di Divisi Perusak ke-14 juga seperti itu.
(Aku tidak suka ini…)
Di Kure, hubungan pertemanan mereka lebih erat. Sebagai sebuah divisi perusak, mereka sangat dekat, apapun yang terjadi. Ketika berpakaian, ia akan memeriksa pakaian Shiranui. Tentu saja Shiranui juga akan memeriksa pakaiannya balik. Mereka tidak memiliki apapun yang dapat disebut sebagai relasi yang berbahaya.
Perasaan ‘Ada yang tidak beres entah kenapa,’ terus berlanjut hingga sesi latihan pertama mereka.
Divisi Perusak ke-14 berkumpul di dermaga distrik angkatan laut. Tiba-tiba Kagerou diberi perintah oleh Takao.
“Kamu yang pimpin.”
Itu adalah jawaban yang diberikan oleh Takao begitu Kagerou mengatakan “Mohon bimbingannya.”
Kagerou meneriakkan “Eh?!” dan itu dapat dimaklumi. Normalnya, sesi latihan dilakukan di bawah bimbingan kapal penjelajah ringan atau penjelajah berat. Terutama penjelajah ringan yang berperan sebagai musuh imajiner dalam latihan pertempuran.
“Kenapa harus aku yang memimpin?”
“Kamu kapal pimpinannya, ‘kan?”
“Tapi ‘kan aku seorang kapal perusak?!”
“Tidak ada aturan yang mengatakan seorang kapal perusak tidak boleh memimpin latihan, lho.”
“Bukan itu maksudku, aku ‘kan tidak pernah melakukan itu sebelumnya!”
“Semuanya juga belum pernah melakukannya saat pertama kali.” Setelah mengatakan itu, Takao pergi meninggalkan mereka sembari mengatakan “Lagipula aku ada latihan dengan Choukai.”
Kagerou tercengang ketika ditinggal pergi oleh Takao. Ia berharap mungkin saja Takao akan kembali, namun sosoknya telah menghilang. Keadaannya diperburuk dengan kenyataan bahwa tidak ada seorang pun yang berlalu-lalang.
Ia tidak punya pilihan lain selain berbalik badan. Anggota Divisi Perusak ke-14 berbaris di sana.
’Berbaris’ hanyalah satu-satunya hal positif yang dapat dikatakan. Meski mereka berbaris, tidak ada keseragaman dari cara mereka berbaris, karena mereka terlihat seperti mobil-mobil yang terparkir secara ilegal di pinggir jalan. Nagatsuki sedang memelototinya seakan-akan ia telah menemukan musuh bebuyutannya, sementara Arare di sampingnya memandang entah ke mana. Satsuki berulang kali mengatakan “Latihan otot, latihan otot!” sementara Ushio hanya meringkuk ketakutan mengkhawatirkan orang di samping kanannya. Sementara itu Akebono terang-terangan memalingkan pandangannya.
Lalu Kagerou, yang harus memimpin gadis-gadis tersebut dalam latihan mereka.
(Bagaimana caranya aku memimpin latihan kalau anggotanya seperti mereka?!)
Ia tidak menyuarakan ratapannya, namun mengeluhkannya dalam hati dengan sepuas-puasnya. Aku ini seorang kapal perusak, bukan penjelajah ringan ataupun penjelajah berat. Aku tidak pernah dengar ada kapal perusak yang memimpin sesi latihan. Ada banyak hal yang ingin aku pelajari. Aku bahkan tidak mempunyai rasa percaya diri untuk menjadi kapal pimpinan.
Beberapa gadis kapal lewat di sekitar. Setiap kali mereka lewat, ia dapat mendengar suara semacam “Akebono tuh,” “Ada Satsuki juga,” atau “Isinya hanya para sisa-sisa.”
Ini perasaan yang paling buruk yang pernah kurasakan. Ya Tuhan, kalau kau ada, tolong dengarkan permintaanku. Aku takkan meminta sesuatu yang berlebihan seperti menjadi kapal induk, tapi jika aku dapat dilahirkan kembali, kumohon jadikanlah aku seorang kapal pemburu kapal selam, atau kapal bantu patroli, atau apapun. Cukup jangan paksakan beban padaku, kumohon. Ah, sudah kuduga, setidaknya aku ingin jadi kapal penjelajah niaga bersenjata.[2] Soalnya itu agak keren.
Ia memandang ke langit dan mengedipkan mata beberapa kali. Entah bagaimana, ia dapat menghilangkan rasa sengsaranya dengan melakukan itu.
“Baiklah kalau begitu, mari latihan berlayar.”[3]
“Apa kau bilang?” Nagatsuki menjawab dengan pertanyaan yang tercampur dengan rasa permusuhan. “Latihan berlayar pada saat semacam ini? Apa kau ingin mengatakan bahwa aku adalah anak kecil yang bahkan tidak dapat berenang?”
“Berlayar adalah dasar dari segalanya. Kita adalah kapal karena kita dapat berlari di atas laut. Baiklah, ayo lakukan.”
Kagerou menepukkan tangannya.
Lagipula, wajar saja Nagatsuki mempertanyakan keputusanku, pikirnya. Berlayar adalah hal mendasar dari yang paling dasar, dan ia sudah melakukannya berulang kali sejak ia menjadi seorang gadis kapal hingga itu membuatnya bosan. Hal tersebut tidak sampai di titik di mana ia tidak ingin melakukannya, namun ia dapat memahami pemikiran seperti, ‘Sekarang? Yang benar saja,’ milik Nagatsuki.
Hanya saja, Kagerou tidak mengetahui jenis latihan lain yang seharusnya mereka lakukan. Oleh karena itu ia memutuskan untuk melakukan latihan berlayar karena ia sendiri memahaminya dengan baik, ia menepukkan tangannya untuk mendorong mereka agar mereka tidak menyadari kegelisahannya.
Mereka pergi bersama-sama untuk mengambil peralatan tempur mereka.
Gadis kapal pada dasarnya menghabiskan hampir kesehariannya memakai peralatan tempur mereka. Tentu saja mereka akan menggunakannya ketika berlatih, namun mereka juga tidak melepaskannya bahkan ketika istirahat. Mereka hanya melepaskannya ketika makan, mandi, dan tidur, di mana mereka akan menitipkannya pada personil perawatan. Beberapa gadis kapal bahkan memilih untuk melakukan pemeliharaan terhadap perlengkapan mereka sendiri karena hidup mereka bergantung pada perlengkapan tersebut, sehingga terkadang beberapa perlengkapan dipinjamkan kepada gadis kapal yang ingin melakukannya.
Peralatan tempur gadis kapal disimpan di dalam ruang penyimpanan Departemen Amunisi, jadi mereka harus meminta izin terlebih dahulu sebelum mengambilnya.
Kagerou merasa lega ketika ia melihat ada perlengkapan yang ditandai dengan [Kure→Yokosuka] di dalam. Akan sangat repot jika saja peralatannya masih belum dikirim.
Karena semuanya adalah kapal perusak, persenjataan mereka hanyalah meriam dan torpedo. Sisanya adalah perlengkapan komunikasi dan dua mesin utama yang tidak dapat dilupakan.
Kagerou menggunakan meriam turret 12.7cm dengan dua laras meriam, sementara itu Satsuki dan Nagatsuki hanya menggunakan meriam 12cm satu laras. Peningkatan persenjataan merupakan urusan paling mendesak demi melawan Armada Laut Dalam, namun meningkatkan persenjataan kapal perusak bukanlah hal yang mudah. Hanya saja, tabung peluncur torpedo tersedia bagi seluruh kapal perusak. Hal tersebut tampaknya merupakan hasil dari keinginan kuat laksamana agar para kapal perusak dapat dilengkapi dengan torpedo.
Bentuk dari persenjataannya berubah tergantung dari kelas kapal perusaknya. Secara spesifik, jika ada perbedaan pada bentuk gespernya, bagian yang harus tersambung juga ikut berubah. Ini dikarenakan kesesuaiannya dengan para gadis kapal yang ditentukan dari hasil tes kecocokan mereka.
Tes kecocokan tersebut merupakan hal yang cukup rumit untuk dibicarakan, karena hasil dari tes tersebut memiliki prioritas yang paling tinggi, tidak peduli apakah gadis tersebut ingin menjadi seorang kapal tempur ataupun kapal induk. Tubuh para gadis menawan tersebut[4] dihitung ukurannya, lalu darah dan urine mereka dikumpulkan untuk dijadikan sampel, dan setiap jengkal dari tubuh mereka diperiksa, kemudian mereka akan dipasangkan perlengkapan kepala yang terlihat seperti sebuah spesies makhluk hidup jenis baru karena banyaknya kabel panjang yang terpasang di luarnya, yang kemudian memproyeksikan gambaran CG misterius ke dalam retina mereka, lalu mereka akan diberi pertanyaan seperti ‘Apakah ini atas?’ ‘Ataukah ini bawah?’ ‘Apa ini merah?’ ‘Ataukah ini biru?’ atau ‘Apakah orang ini terlihat seperti seseorang yang ingin kamu bunuh?’ yang mana mereka harus menjawab dengan jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak.’
Hasil dari tes kecocokannya akan diberitahukan sebagaimana mestinya, namun prosesnya tidak pernah diumumkan ke publik. Pernah ada seorang gadis kapal yang menuntut agar informasinya diungkap karena curiga bahwa ‘pertanyaannya dijadikan pesawat kertas dan ditentukan berdasarkan yang terbang paling jauh,’ namun ditolak karena kerahasiaan informasinya yang spesial.
Kagerou tidak menyesal terpilih sebagai kapal perusak. Namun, ia memiliki keraguan terhadap tes kecocokannya yang mungkin terkadang tidak berjalan dengan semestinya, terutama karena ia bertemu dengan seorang gadis kapal seperti Akebono.
Bahkan saat ini juga, Akebono sedang memalingkan wajahnya dan tak bergerak di dalam ruang penyimpanan.
“Hei, pakai perlengkapanmu dong.”
Ia menghiraukan peringatan Kagerou.
“Akebono, kalau kita semua tidak berlayar bersama, kita tidak bisa latihan.”
“Ini tidak ada artinya.” Akebono memelototi Kagerou. “Lagipula, kalian semua sangat payah, kalian tidak akan bisa membentuk formasi atau melakukan manuver armada, jadi tidak ada gunanya melakukan ini.”
“Mana mungkin ini tidak ada gunanya! Ini ‘kan hal yang paling mendasar, tentu saja semuanya bisa melakukannya.”
Akebono mencemoohnya.
“Lulusan Kure memang naif, ya. Apa kau benar-benar berpikir bahwa semua kapal perusak dapat berlayar dengan baik?”
“Tentu saja ‘kan?”
“Kalau begitu lihatlah dengan mata kepalamu sendiri nanti.”
Setelah mengatakan hal tersebut, Akebono juga mengenakan peralatan tempurnya.
Mereka kembali ke dermaga. Mereka tidak menggunakan kolam renang untuk berlatih berlayar kecuali pada beberapa waktu setelah mereka baru saja menjadi gadis kapal. Mereka akan bertempur di laut nantinya, jadi tentu saja mereka juga akan berlatih di laut.
Kagerou mengambil inisiatif untuk turun dari dermaga dan menginjakkan kakinya di permukaan air laut. Ia sedikit kehilangan keseimbangan, namun kemudian menstabilkan dirinya. Sensasi terhadap sekitarnya masih belum berubah bahkan semenjak ia masih di Kure.
Kedua mesin utama yang dikenakan oleh para gadis kapal di kedua kaki mereka membantu mereka untuk tetap berdiri di atas laut. Kedua mesin utama tersebut terlihat seperti sepatu mau dilihat bagaimanapun juga, dan faktanya keduanya tetap terasa seperti sepatu ketika dikenakan, namun para gadis kapal menyebutnya ‘mesin utama.’ Mereka dapat bergerak maju karena daya dorong yang dihasilkan dari bagian bawah serta bagian belakang tumit mesin utama tersebut.
Bisa dibilang, mesin utama merupakan peralatan yang lebih penting daripada persenjataan mereka. Mesin utama beserta unit yang mereka bawa di belakang punggung mereka (juga dikenal sebagai ‘ketel uap’) merupakan kedua sumber yang menghasilkan daya dorong bagi para gadis kapal, sehingga jika mereka kehilangan keduanya, mereka tidak akan bisa bergerak. Jika ketel uapnya hancur, mereka hanya akan menjadi diam ditempat, namun jika mesin utamanya rusak, mereka akan kehilangan kemampuan mengapung mereka dan tenggelam.
Ia menoleh ke belakang untuk memastikan dan melihat yang lainnya juga telah berdiri di atas permukaan laut.
Kagerou merasa sedikit lega, kemudian berkata pada Akebono.
“Tuh, mereka bisa melakukannya, ‘kan?”
“Hanya untuk saat ini.”
Akebono menjawab dengan mengejek.
Setelah melaju untuk beberapa saat, Kagerou memerintahkan mereka untuk melakukan baris formasi.
“Emm, bagaimana kalau kita membentuk formasi satu baris?”
Formasi satu baris merupakan metode berlayar dengan satu baris vertikal. Formasi tersebut merupakan formasi yang paling mendasar dan disebut sebagai formasi yang paling mudah dilakukan. Formasi tersebut sangat cocok untuk gadis kapal yang kurang berpengalaman dan hanya pernah ditugaskan untuk waktu yang singkat karena mudah dilakukan selama mereka memperhatikan gadis kapal di depannya.
Kagerou sebagai kapal pimpinan memimpin mereka di depan. Ia beberapa kali menoleh ke belakang untuk memastikan mereka tetap berada dalam barisan.
“Baiklah, ayo mulai. Maju dengan kecepatan standar pada kedua mesin.”
Kagerou mulai bergerak maju. Ketika ia menoleh kembali, ia melihat semuanya mengikutinya.
Aku lega. Tuh lihat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
“Kedua mesin maju kecepatan standar, hitam 10.”
Ia menyesuaikan kecepatannya dengan hanya menaikkan kecepatan rotasi mesin utamanya. Ia tidak lupa memberikan sinyal dari belakang punggungnya pada saat yang sama.
Ia menoleh ke belakang sekali lagi. Ia merasa mereka sedikit berjauhan.
Aneh, apa aku terlalu cepat? Pikirnya, jadi ia memberikan perintah lagi.
“Kedua mesin maju kecepatan standar, merah 15.”
Bruk, terjadi benturan, sesuatu telah menabraknya dari belakang. Kagerou hampir saja terjungkal ke depan.
Ketika ia menengok ke belakang, ia melihat Satsuki sedang memegangi kepalanya.
“Ow…”
“Hei, aku sudah bilang ‘maju standar’ ‘kan? Kenapa kamu bisa sampai menabrakku begini?”
“Eh? Tapi aku sudah maju standar?”
“Bukan maju standar yang biasa, aku ‘kan sudah memberi sinyal merah. Kamu seharusnya menurunkan kecepatan rotasimu.”
“Sinyal merah?”
Satsuki memiringkan kepalanya. Kagerou tertegun untuk sesaat.
“Rotasi kecepatan itu loh! Hitam turun dan merah naik! Bukankah kamu seharusnya langsung paham?!”
“Oh, yah, aku sih, tidak terlalu suka kelas teori.”
Sasaki entah mengapa merasa bangga.
“Aku lebih suka latihan otot dan meningkatkan kekuatan fisik ku sih. Lagipula, aku selalu terluka ketika ekspedisi, jadi aku selalu di galangan, akhirnya aku jarang ikut kelas teori.”
Ia tertawa Hahhahha. Kagerou merasa pening untuk sesaat.
“Jadi kamu bahkan tidak tahu hal-hal dasar?! Kamu cukup hebat bisa melakukan ekspedisi tanpa mengetahuinya.”
“Yah, lagipula yang perlu kulakukan hanya pergi, lakukan tugasnya, dan kembali sih.”
“Kenapa kamu bisa terluka kalau begitu?”
“Aku selalu menggunakan kekuatan penuh, jadi aku terluka terkena ombak ketika mesin utamaku rusak.”
Satsuki menjawab dengan tanpa penyesalan.
Penggila latihan otot bodoh ini, pikir Kagerou. Tentu saja kamu akan mudah terluka jika kamu selalu bergerak dengan kecepatan penuh. Aku menyesal telah mengira ia dirawat di galangan karena melawan Armada Laut Dalam.
“Mengapa bisa ada seorang gadis kapal yang bahkan tidak bisa membentuk formasi…?”
“Bukan aku saja, lho, yang seperti itu.”
Satsuki menoleh ke belakang. Di arah pandangnya, gadis kapal lain sedang berlayar dengan tidak beraturan.
“Kyaaa! Arare-san, tolong menjauhlah sedikit!”
“Hiraukan dia, Arare, kau akan kulindungi.”
Tiga gadis kapal sedang menuju ke arah mereka secara bersamaan. Daripada membentuk sebuah barisan, mereka lebih seperti berada di dalam furball.[5] Ushio hanya melambai-lambaikan tangannya kebingungan, Nagatsuki memeluk lengan Arare dengan erat dan tidak mau melepaskannya. Sementara Arare tak mengeluarkan suara sama sekali, dia ini sadar atau tidak sih?
Para gadis tersebut menghalangi satu sama lain dan terlihat seperti hampir tenggelam.
Akebono memperhatikan kejadian tersebut dengan dingin dari kejauhan.
Ia mendekati Kagerou.
“Tuh liat.”
Kagerou mencoba menyangkal untuk sementara.
“A-Aku yakin ini hanya karena mereka kurang berpengalaman, kok!”
“Kurang berpengalaman terhadap hal-hal yang paling mendasar? Bukankah itu buruk sekali?”
“Terkadang kamu melupakan hal-hal semacam itu. Aku yakin mereka akan melakukannya dengan benar saat kita melakukan formasi tempur.”
“Hmph. Kalau begitu coba saja.”
Nada suaranya seakan-akan seperti mengejek. Kagerou terpancing oleh hal tersebut.
"Semuanya, barisan sejajar! Pikirkan ketika kalian bertempur dengan Armada Laut Dalam!”
Pada saat bertempur, gadis kapal sering membentuk barisan horizontal untuk menyerang.
Itu merupakan hal yang paling sulit. Mereka harus menyelaraskan depan belakang serta kanan kiri mereka dengan rekan gadis kapal mereka yang lain, belum lagi mereka harus melakukannya di tengah-tengah pertempuran. Jika ada seseorang yang mendahului atau tertinggal di belakang, waktu peluncuran torpedonya akan tidak sesuai. Penyesuaian dapat dilakukan setiap kali menembak menggunakan meriam, namun tidak ada hal yang dapat dilakukan jika torpedo telah diluncurkan, jadi mereka tidak boleh mengacaukan waktu peluncurannya.
“Sesuaikan jarak horizontalnya dengan baik!”
Kagerou menyampaikan instruksinya. Mengatur jarak horizontal merupakan hal penting lain yang perlu diperhatikan, karena jika mereka terpisah terlalu jauh, mereka tidak akan bisa mendengar instruksinya, sementara jika mereka terlalu dekat, mereka dapat bertabrakan.
“Kecepatan tempur pertama pada kedua mesin!”
Kagerou berteriak dan bersamaan dengan itu, mereka semua maju secara serentak.
Namun, barisan mereka segara menjadi berantakan. Ushio tertinggal di belakang, sementara Satsuki maju mendahului Kagerou.
“K-Kecepatan tempur kedua pada kedua mesin!”
Begitu mereka menaikkan kecepatan mereka, formasinya menjadi lebih berantakan. Itu bukan masalah yang besar jika hanya formasinya yang berantakan, namun jarak dan arah mereka pun mulai menjadi tidak karuan.
“Ya ampun! Bentuk barisan yang benar dong!”
Ia tidak tahu apakah suaranya dapat didengar oleh yang lain atau tidak. Satsuki melaju dengan cepat sembari mengatakan sesuatu semacam “Yiieeey!” Nagatsuki mendekapkan dirinya dengan Arare seperti biasa. Ushio masih saja bergerak dengan lamban.
Nagatsuki menggenggam erat lengan kiri Arare. Mungkin karena itu, Arare perlahan-lahan berbelok ke kiri dan menyeberangi arah lintasan Ushio.
Ushio—seperti banyak gadis kapal lain yang tidak begitu pandai berlayar—hanya memperhatikan pijakannya sendiri. Oleh karena itu ia tidak menyadari bahwa Arare dan Nagatsuki telah menyeberangi jalur lintasannya.
“…Ah, kyaaah!”
Brak. Ushio menabrak Nagatsuki. Alasan mengapa bukan Arare yang ia tabrak adalah karena Nagatsuki melindunginya.
Keduanya terjatuh di atas permukaan laut. Kagerou berbalik ke arah mereka dengan terburu-buru.
“Hei, apa kalian tidak apa-apa?!”
Nagatsuki pertama-tama membangunkan dirinya sendiri kemudian berkata pada Arare daripada menjawab Kagerou.
“Apakah kau terluka, Arare? Aku telah melindungimu.”
“Terima kasih…”
Nagatsuki terlihat lega sambil memegang tangan Arare. Ia mengatakan sesuatu seperti “Syukurlah…” dan bahkan terlihat seakan-akan menitikkan air mata.
Kagerou tidak punya waktu untuk memperhatikan pertukaran dramatis mereka.
“Ushio, bagaimana denganmu?!”
Ushio terbaring di atas permukaan laut dengan matanya yang berputar-putar.
“Mpwaah…”
“Aku akan membangunkanmu sekarang, oke?”
Kagerou menggenggam tangan Ushio dan menariknya untuk berdiri. Ushio masih tersadar namun sepertinya terlihat pusing. Tabrakannya terjadi ketika mereka melaju dengan kecepatan tempur kedua. Bisa dibilang, dia beruntung bisa selamat mengalami kejadian tersebut.
“Apa kamu terluka?”
“Tidak…”
Ushio menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menjernihkan pikirannya. Kagerou merasa lega.
“Fiuh… Aku lega kamu beruntung…”
“Kurasa, ini selalu seperti ini, aku tidak pernah terluka sebelumnya… Mungkin aneh jika aku yang mengatakannya, tapi mungkin aku punya keberuntungan yang bagus…”
“Bukankah itu bagus?”
Banyak orang menyebutkan bahwa keberuntungan merupakan kemampuan yang diperlukan untuk bertahan hidup sebagai seorang gadis kapal. Terkadang, beberapa gadis kapal sendiri bahkan mengklaim demikian. Ada beberapa kasus di mana sebuah peluru dapat menenggelamkan seorang gadis kapal, sementara di lain waktu ada gadis kapal yang dapat tetap mengapung meski menerima entah berapa tembakan dan dapat kembali ke Distrik Angkatan Laut dengan sendirinya. Meski demikian, jika hal tersebut terjadi berulang-ulang, mereka tidak mungkin lagi untuk hanya mengatakan “Aku selamat hanya karena aku beruntung.”
“Dan karena keberuntunganmu yang bagus itu semuanya jadi terseret dalam masalah ini.”
Orang yang mengatakan hal tersebut bukanlah Kagerou, melainkan Akebono yang mendekati mereka tanpa disadari.
“Apa kau masih ingin membuat masalah dengan menabrak orang lain? Bisa nggak sih kau hentikan omong kosong ini?"
“……”
“Jika ada gadis kapal di haluanmu, hal yang wajarnya dilakukan adalah mundur ke belakang, ‘kan?”
“……”
Ushio tidak membalas mengatakan apapun, ia hanya melihat ke bawah dengan murung.
Suasananya terasa sangat muram, Kagerou tidak dapat menahannya sehingga ia menyela.
“Semua orang pernah melakukan kesalahan ‘kan?”
“Apa kau bisa mengatakan hal yang sama jika ini menjadi masalah yang besar seperti kejadian di antara Inazuma dan Miyuki?”[6]
“Ugh…”
Seperti yang dapat dibayangkan, hal tersebut sangat sulit untuk dibantah. Kesalahan semacam ini mudah sekali menjadi hal yang fatal di atas laut. Khususnya di saat bertempur melawan Armada Laut Dalam, hal tersebut dapat menjadi kesalahan yang tidak dapat dipulihkan.
Meski demikian, Kagerou tetap membalas.
“Kalau begitu, memangnya kamu bisa melakukannya?”
“Tentu saja.”
Akebono menyatakannya tanpa ragu. Kagerou menjadi jengkel.
“Kalau begitu buktikan padaku.”
“Tidak masalah. Hanya kau dan aku, ‘kan?”
Itu merupakan balasan terhadap provokasi yang sebelumnya. Keduanya setuju untuk melakukan manuver armada. Sisanya akan beristirahat dan menjadi penonton.
Akebono menempati posisi di samping kanan Kagerou. “Aku siap kapanpun juga,” katanya.
“… Kedua mesin maju standar penuh.”
Kagerou mengaktifkan mesin utamanya. Ia menaikkan kecepatannya secara tiba-tiba alih-alih melaju dengan kecepatan standar biasa. Ia melirik ke samping kanannya dan melihat Akebono mengikutinya dengan wajah acuh tak acuhnya.
“Kecepatan tempur maksimal pada kedua mesin.”
Kelas Kagerou memiliki kebanggaan diri terhadap kecepatan mereka, dan ia memiliki rasa percaya diri bahwa ia dapat meninggalkan kebanyakan kapal dengan mudah dengan kecepatannya selama itu bukan Shimakaze, namun Akebono masih mengikutinya seperti sebelumnya.
Rasa kagum mulai muncul dalam hati Kagerou.
“Kekuatan mesin sepenuhnya!”
Ia tak lagi melihat samping kanannya, karena ia tahu Akebono akan berada di sana. Kagerou mengganti haluan.
“Hou 3!”
Gerakan belok kanan sebanyak tiga puluh derajat. Ia menuju sisi kanannya di saat yang sama ketika ia memberikan sinyalnya. Ia berpikir, Mungkin kali ini akan tabrakan, namun itu tidak terjadi. Akebono berada di di tempat yang seharusnya.
“Q Hou!”
Kali ini, ia berbelok ke kiri sebanyak empat puluh lima derajat. Akebono masih mengikutinya seperti yang ia harapkan.
“Hou 1! Kedua mesin mundur setengah!”
Ia mengganti haluannya sepuluh derajat ke kanan kemudian mundur setelah menurunkan kecepatannya. Akebono tetap berada di posisinya.
“Kecepatan tempur pertama pada kedua mesin! Hou 2! 4 Hou! Sei 130!”[7]
Setelah menaikkan kecepatannya, ia berbelok ke kanan sebanyak dua puluh derajat kemudian ke kiri sebanyak empat puluh derajat. Terakhir, haluan yang sebenarnya adalah belokan serentak yang cukup licik sebanyak seratus tiga puluh derajat ke kanan, namun Akebono sama sekali tidak menunjukkan adanya tanda-tanda dirinya tertinggal.
Setelah itu, mereka melakukan manuver armada berulang kali, namun Akebono tetap mempertahankan jarak mereka dan tidak pernah kehilangan haluan hingga akhir.
Keduanya kembali ke tempat di mana yang lain menonton. Entah mengapa, mereka bertepuk tangan.
Kagerou yang setengah kagum dan setengah terkejut berkata pada Akebono, “Kamu… hebat juga.”
“Hmph.”
Akebono terlihat bosan.
“Kapal perusak tidak boleh tertinggal dalam manuver armada, bukankah itu sudah jelas?”
“Tapi ini pertama kalinya Akebono melakukannya denganku, lho. Biasanya, mau bagaimana pun juga, pasti akan ada kesalahan yang terjadi. Bahkan gadis-gadis Kure tidak bisa sebaik ini dalam sekali coba.”
“Tentu saja itu karena mereka tidak punya bakat.”
“… Hei Akebono, kenapa kamu tidak bekerja sama dengan kami? Dengan kemampuanmu, Divisi Perusak ke-14 tidak akan dijadikan bahan ejekan lagi.”
“Aku tidak mau berurusan dengan kapal perusak.”
Setelah mengatakan itu, Akebono menyatakan “Cukup, aku mau pulang,” kemudian pergi meninggalkan mereka.
Di atas lautan, hanya Kagerou dan empat yang lain yang tersisa.
“Apa kita juga boleh pulang?”
Satsuki dengan ceria mengatakan hal tersebut, namun Kagerou menggelengkan kepala.
“Nanti dulu. Ayo ulangi formasi satu baris lagi.”
“Ee…”
“Membiarkan Akebono selalu mengejek kita sangat menyebalkan ‘kan? Makanya kita harus berlatih lagi.”
Kagerou menegur mereka satu persatu.
“Satsuki, kamu hanya melihat ke depan, ditambah lagi kamu selalu menggunakan kekuatan penuh, kurangi kecepatan mu. Sementara itu, Ushio, kamu perlu melihat ke depan. Kamu tidak akan terjatuh meski kamu tidak memperhatikan pijakanmu. Nagatsuki, kamu perlu menjauh dari Arare.”
“Aku telah bersumpah untuk melindungi Arare.”
“Jika kamu memegangi Arare seperti itu, kamu berdua akan tenggelam ketika terkena near miss[8], tau? Arare… Em, pertama-tama, coba katakan sesuatu.”
Arare hanya mengedipkan matanya beberapa kali, ia tidak yakin apakah Arare memahaminya atau tidak.
“Aku akan menganggap semuanya sudah paham. Kalau begitu, mari mulai dari awal.”
Pada akhirnya, latihan pada hari itu hanya tentang manuver armada.
Hasilnya.
Tubuh mereka penuh dengan luka dan goresan dan kelimanya menggeliat kesakitan terkena nyeri otot.
Note :
[1] : Reveille (Dalam bahasa Perancis "Le Réveil") adalah panggilan bangun pagi yang biasanya digunakan dalam militer untuk membangunkan personil pada pagi hari.
[2] : Submarine Chaser, Auxiliary Patrol Boat, dan Armed Merchant Cruiser.
[3] : Cruise biasanya diterjemahkan sebagai 'Menjelajah' seperti dalam Cruising Range ketika diterjemahkan menjadi 'Jarak jelajah' atau Cruiser yang diterjemahkan sebagai 'Kapal Penjelajah', namun dalam hal ini maksudnya berlayar di atas laut.
[4] : Bahasa Jepangnya menggunakan peribahasa yang artinya kurang lebih 'Gadis yang (kecantikannya) dapat mempermalukan bunga-bunga yang indah sekalipun.'
[5] : Furball mengacu pada situasi pertempuran udara di mana kondisinya kacau karena penuh dengan pesawat tempur. Penulis novel ini mungkin juga bermaksud untuk mengatakan "Daripada menjadi lurus seperti tali, mereka lebih seperti rambut kusut yang saling menjerat."
[6] : Mengacu pada kecelakaan pada dunia nyata di mana Inazuma menabrak Miyuki pada 9 Juni 1934 dalam manuver armada di sekitar Pulau Cheju/Jeju. Tabrakan tersebut mengakibatkan Miyuki tenggelam dan haluan kapal Inazuma terputus. Inazuma kemudian ditarik oleh kapal penjelajah berat Nachi menuju Pabrik Angkatan Laut Sasebo untuk diperbaiki.
[7] : Hou dari Houkou merupakan Panji Manuver Armada milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang artinya Baringan/Haluan (Bearing/Course). Menurut "Japanese Navy Signal Flags" karya David Dickson, angka sebelum sinyal menentukan poros, dan angka setelah sinyal menentukan haluan. Jika tidak ada angka setelah sinyal, maka haluannya tidak berubah. Penulis novel mungkin menyederhanakan penggunaannya dengan membuat posisi angka sebagai penentu arah haluan untuk ke kanan atau ke kiri dan menghiraukan penentuan porosnya. Sedangkan Sei dari Seidou adalah Panji Manuver Armada yang artinya Belok Serentak.
[8] : Near Miss adalah ungkapan militer yang artinya serangan yang tidak mengenai sasaran namun berada dalam jarak yang cukup dekat untuk menghasilkan kerusakan yang berbahaya.
No comments:
Post a Comment