Laksamana adalah orang yang paling penting di distrik angkatan laut karena ia adalah orang yang mengurus dan memberi perintah para gadis kapal. Meski demikian, banyak gadis perusak yang lebih sering menyapanya dengan sebutan “Komandan” daripada “Laksamana.” Terkadang Kagerou juga menyapanya demikian.
Harapan Kagerou bahwa penempatan tugasnya di Divisi Perusak ke-14 merupakan sebuah kesalahan hancur berkeping-keping ketika ia diberitahu secara langsung bahwa hal tersebut merupakan kenyataan. Hal pertama yang laksamana katakan padanya ketika ia melaporkan kedatangannya untuk bertugas untuk yang kesekian kalinya adalah, “Tolong urus Akebono dengan baik.”
“‘Urus dengan baik’, ya…?”
Kagerou tidak dapat menahan diri untuk mengatakan hal tersebut, meski ia tahu bahwa itu tidak ada gunanya.
Sang laksamana mengangguk.
“Dia gadis kapal yang baik.”
“Dia baru saja meledakkan kantor Anda, lho…”
“Berkat itu, aku jadi bisa memanjakan diri. Hari ini sepertinya aku ke tempat Houshou-san saja deh.”
Ia terlihat penuh semangat, jadi Kagerou memberi hormat tanpa suara dan pergi ke luar. Selain itu, kantornya akan dibangun ulang dengan struktur cetakan lagi seakan-akan untuk bersiap menghadapi masalah yang akan muncul nantinya.
Sekarang apa yang harus ia lakukan? Ia tidak perlu melakukan apapun untuk saat ini karena ini hari pertamanya berpindah tugas. Ia bisa saja bersantai di ruangannya, namun hal tersebut malah hanya akan menambah rasa kesalnya terhadap Akebono. Belum lagi, masih ada banyak waktu sebelum makan malam.
(Iya juga, ‘kan ada gadis kapal lain di Divisi Perusak ke-14, ya… )
Ia membuka lembaran kertas yang ia terima dari laksamana.
“Pertama-tama… Satsuki, ya?”
Ia belum pernah menemuinya secara langsung, namun ia pernah mendengar tentangnya. Kalau tidak salah, dia adalah kelas Mutsuki, namun anehnya dia terdengar seperti pemberani yang gigih.
“Gadis ini sepertinya cukup waras.”
Jadi di mana si gadis kapal yang cukup waras ini berada? Ia bisa saja menanyakan keberadaannya ke bagian personil, namun ia ingin mengambil cara yang lebih cepat.
Ia memasuki bangunan Kantor Distrik Angkatan Laut lagi. Pengetahuan umum menyatakan bahwa orang yang mengetahui hal-hal semacam ini dengan rinci pasti ada di dalam ruang kantor itu, di manapun distrik angkatan lautnya.
“Maaf mengganggu.”
Kagerou meninggikan suaranya sambil berdiri di depan ruangan dengan pintu yang terbuka. Seperti yang diduga, Kagerou masih gugup. Di Kure, orang yang menempati posisi itu sangat menakutkan, hingga para gadis kapal berkeringat dingin setiap kali berpapasan dengannya.
Ia tidak melangkah masuk sampai mendapatkan izin. Kemudian ia menambahkan, “Saya memiliki pertanyaan, jika Anda tidak berkenan,” sembari berdiri di lorong.
“Nggak masalah kok. Jangan cuma di situ, kemarilah, masuk aja.”
Wanita dengan mata tareme-nya [1] menjawab dari dalam sembari tersenyum lebar.
Ia adalah perusak berat Atago, kapal kedua dari kelas Takao. Rasanya tidak mungkin untuk tidak melihat rambut pirangnya yang cerah dan perisai dadanya yang mengagumkan apapun yang kau lakukan. Ia tampak menonjol dari sekian penjelajah berat yang kebanyakan memiliki dada yang menakjubkan, dan banyak sekali potret gambarnya yang beredar di publik.
“Terima kasih banyak.”
Kagerou berterima kasih padanya, namun Atago sedikit memiringkan kepalanya.
“Ya ampun, kenapa sih gadis-gadis Kure banyak yang terlalu kaku? Berbicaralah kepadaku seperti jika kamu berbicara kepada kakakmu, dong.”
“Tapi saya merupakan kapal pertama.”
Ia ingin mengatakan bahwa ia tidak memiliki seorang kakak dengan hal tersebut, namun Atago tersenyum masam.
“Bukan itu maksudku.”
“Atago-san adalah kapal sekretaris. Saya tidak boleh bersikap tidak sopan.”
Wanita di depannya mengibas-ngibaskan tangannya.
“Nggak papa, nggak papa. Aturan laksamana itu semuanya tentang gadis kapal harus saling bersahabat. Kita semua keluarga di sini.”
Kagerou mengatakan, “Baiklah kalau begitu,” kemudian mulai meredakan ketegangannya. Ia bersyukur karena hal itu membuatnya lebih nyaman.
Sederhananya, kapal sekretaris berperan sebagai asisten bagi laksamana. Posisi tersebut bertugas membantu laksamana dalam segala hal, mulai dari pembangunan dan pengembangan hingga penjadwalan dan pengelolaan kesehatan. Itu adalah posisi bagi gadis kapal yang sangat dekat dengan laksamana.
Tidak ada yang tidak diketahui oleh kapal sekretaris. Di Kure, kapal sekretarisnya tenang namun menakutkan, dan bahkan mengetahui di mana setiap sekrup berada. Jika ada yang membuang-buang amunisi, ia akan membanjirinya dengan pertanyaan mengapa mereka melakukan hal tersebut hingga dini hari.
Posisi kapal sekretaris membutuhkan keahlian yang sedikit berbeda dari gadis kapal biasa yang hanya perlu bertempur. Contohnya seperti kepemimpinan, kemampuan negosiasi, atau kompetensi administratif.
Hanya saja, Atago tidak terlihat memiliki keahlian-keahlian tersebut. Jika Kagerou harus menebak, mungkin ia akan mengatakan hal seperti “Atago bertanggung jawab tentang daya tarik lawan jenis.”
“Jadi, kira-kira apa yang bisa aku bantu ya?”
Ia mengatakannya dengan nada suara yang halus[2]. Kagerou merasa ada yang tidak beres.
“Aku ingin tahu di mana gadis kapal dari Divisi Perusak ke-14 berada. Pertama-tama, aku ingin mencari Satsuki.”
“Satsuki ya, gadis yang penuh semangat itu, ‘kan? Dia gadis kapal yang lebih seperti adik laki-laki daripada adik perempuan, lho.”
“Di mana dia berada?”
“Nggak akan ku kasih tau.”
“Hah?”
Kagerou tanpa sadar bertanya kembali. Atago menggembungkan pipinya.
“Anggaplah aku seperti seorang kakak, aku sudah bilang, ‘kan?”
“Ya.”
“Makanya aku nggak mau ngasih tau, kecuali kamu bertanya selayaknya kamu bertanya kepada seorang kakak.”
“Bukan begitu, tapi…”
“Aku pokoknya nggak mau kalau kamu nggak tanya kayak gitu.”
Ia mengepalkan tangannya dan menggoyang-goyangkan tubuhnya seperti anak kecil yang sedang marah. Setiap kali ia melakukan hal tersebut, dadanya bergoyang seperti dalam tes pergerakan kapal.[3]
Kagerou tidak memiliki waktu untuk mengagumi dadanya dan hanya dapat kehilangan kata-kata.
“……”
“Ayo dong, coba ulangi.”
“… Anu, aku tidak punya kakak perempuan…”
Atago menghiraukan keluhannya, kemudian seakan-akan mendapatkan ide bagus dan berkata, “Kalau begitu gini aja deh. Cukup tambahkan ‘Kak’ setelah pertanyaannya.”
“Hah?!”
Kagerou tidak dapat mempercayai apa yang ia dengar. Di Yokosuka ada penyakit berbahaya yang sedang menyebar atau bagaimana sih? Mungkin hembusan angin laut dari Samudra Pasifik penyebabnya.
“Panggil aku ‘Kak’ lalu aku akan memberitahumu.”
“Tapi…”
“Ayolah, panggil aku ‘Kak.’”
Atago tersenyum dengan lebar. Meski ekspresinya terlihat ramah, ia tidak akan memberitahu Kagerou hingga ia memanggilnya seperti yang ia perintahkan.
Kagerou menyerah. Ia mengambil beberapa napas panjang, kemudian membuka mulutnya.
“T…Tolong beritahu aku di mana Satsuki berada… K…Kak…”
“Itu kurang bagus. Tambahkan perasaan ketika mengatakannya.”
Pipi Atago yang menggembung masih belum kembali seperti semula. Dengan putus asa, Kagerou mengatakan “Tolong beritahu aku di mana Satsuki berada, Kak.”
“Mm, imutnya!”
Ia tiba-tiba memeluknya. Wajah Kagerou terbenam di dalam belahan dadanya.
“Mgh—”
“Kelas Kagerou benar-benar memiliki performa yang bagus dan juga imut. Aku senang akhirnya kamu memanggilku ‘Kak’.”
“Mghgh—”
“Aku akan melakukan apapun untuk adik perempuanku yang imut.”
Atago mengambil sebuah pena dan menuliskan sesuatu di atas selembar kertas, kemudian memberikannya ke Kagerou seakan-akan mendesaknya.
“Baiklah, ini. Aku sudah menuliskan di mana semuanya berada. Mana terima kasihnya?”
“… Terima kasih.”
“Bukan begitu caranya, ‘kan?”.
“Terima kasih, Kak.”
Atago tersenyum lebar.
“Bagus sekali. Mungkin suatu saat kita harus piknik bersama.”
Kagerou menggumamkan, “Tidak perlu, Kak,” kemudian pergi secepatnya.
Menurut catatan yang diberikan oleh Atago, Satsuki berada di galangan.[4]
“Masih di galangan? Apa dia terluka?”
Kagerou berjalan cepat menuju galangan.
Setelah beberapa saat, sebuah bangunan modern yang kecil dan rapi dapat terlihat. Itu adalah fasilitas khusus untuk para gadis kapal.
Resminya disebut sebagai “Fasilitas Perawatan Medis Khusus Gadis Kapal," namun para gadis kapal menyebutnya galangan. Gadis kapal yang terluka cukup parah ketika melawan Armada Laut Dalam dan dianggap membutuhkan perawatan medis akan dikirim ke tempat tersebut. Bagaimanapun juga, hanya mereka yang dapat melawan para Armada Laut Dalam. Oleh karena itu, perawatan medis menerima anggaran yang besar.
Di pintu masuk, Kagerou menerima kartu pengunjung dan masuk setelah mendapatkan penjelasan singkat. Ia mengetuk pintu yang diberi tanda <1>.
Ada sebuah jawaban, “Masuk saja,” jadi ia membukanya.
Di dalamnya adalah sebuah ruangan pribadi yang luas. Jendelanya dibuat besar untuk mendapatkan sinar matahari dan dihiasi beberapa karangan bunga yang tersusun. Untuk menghilangkan rasa bosan, sebuah televisi dan radio disediakan, dan ia bahkan terkejut melihat bahwa ikan tropis dipelihara di dalam. Lukisan sebuah pemandangan terpasang di dinding. Lukisan tersebut merupakan sebuah pemandangan padang rumput entah di mana, berfungsi untuk menenangkan pikiran yang lelah dari bertempur, namun ia mendengar bahwa beberapa gadis kapal memilih memasang lukisan pertempuran “Perairan Okinoshima” untuk tetap mempertahankan semangat mereka.
Ada sebuah kasur di tengah. Namun tidak ada seseorang di atasnya.
“Lho…?”
Kosong tanpa orang. Padahal sebelumnya ada jawaban, tapi mana gadis kapal yang menjawabnya?
“Sini lho, sini!”
Ada sebuah suara di balik kasur. Kagerou berjalan menuju arah suara tersebut.
Seorang gadis kapal ada di sana. Ini pasti Satsuki, ‘kan? Namun ia tidak dapat mengatakannya dengan yakin.
Kenapa? Karena dia sedang melakukan push-up dengan mengenakan kaus tanpa lengan.
“Maaf ya,” katanya, masih menatap lantai. “Aku baru saja akan memulai latihan, jadi aku tidak bisa berhenti begitu saja.”
“Tidak apa-apa… Bukan masalah sih…”
“Mau ikut melakukannya denganku?”
“Aku?!”
“Rasanya enak, lho. Yuk.”
Kagerou mencoba menggumamkan sesuatu dengan mulutnya. Push-up dan hukuman lari sangat terkenal di distrik angkatan laut. Setiap kali gadis kapal melakukan suatu kesalahan, mereka akan dipaksa melakukan hal tersebut. Karena itu, tidak ada gadis kapal yang memiliki kesan yang menyenangkan terhadap keduanya.
Hanya saja, Satsuki sepertinya berbeda. Kagerou mencoba mencari alasan untuk menolak, namun karena ia sedang terburu-buru, ia tidak punya pilihan lain selain meletakkan kedua tangannya di lantai.
“Kalau begitu mari mulai dari awal. Saaatu.”
Ia menggerakkan badannya mengikuti suara Satsuki.
“Duuua.”
Wah, seperti yang kuduga, badanku terasa berat, pikir Kagerou. Ini adalah jenis latihan otot yang keefektifannya langsung hilang jika kau melewatkannya sekali saja. Ketika ia masih menjadi seorang kandidat gadis kapal dan dipaksa berlatih di Etajima, ia harus melakukan latihan otot semacam ini setiap hari, namun ia sudah lama tidak melakukannya, sehingga badannya seperti ingin retak.
“Sepuluuh. Jadi, kenapa kamu ke sini?”
“A… Aku Kagerou. Aku ditugaskan di Divisi Perusak ke-14.”
“Lima belaaas. Oh, jadi kamu gadis kapal yang akan memimpin ya. Aku[5] Satsuki, senang mengenalmu.”
“Senang mengenalmu juga… Emm, hei, Satsuki, apakah latihan kebugaran dasar wajib dilakukan di galangan Distrik Yoko?”
“Nggak kok. Nggak wajib.”
Dua puluh. Satsuki berkata sambil meneriakkan itu, “Ini hobiku. Aku selalu terluka setiap kali pergi bertempur, tapi kemudian aku punya banyak waktu senggang di galangan, jadi aku melakukan ini.”
“Bukannya orang yang terluka tidak perlu melakukan push-up? Luka kapal perusak bisa diobati dengan singkat begitu masuk ke galangan sehingga kau bisa keluar dengan cepat, ‘kan?”
“Tiga puluuuh. Soalnya badan kita ‘kan satu-satunya modal yang kita punya, jadi kita harus berlatih seperti ini.”
“Tapi bukan berarti… aku harus ikut melakukannya bersamamu, ‘kan…”
“Empat puluuuh. Aku tidak hanya melakukannya bersamamu, aku melakukannya bersama siapa saja yang datang untuk menjengukku. Tapi gimana ya, semuanya berhenti di tengah jalan dan pergi meninggalkanku. Tanpa kusadari, tidak ada lagi gadis yang ingin berlatih bersamaku, kemudian aku ditugaskan di Divisi Perusak ke-14.”
Ahaha, tawa Sasaki.
Oh, jadi begitu, pikir Kagerou sembari merasakan kedua lengannya yang gemetaran. Gadis ini, dia menguji gadis kapal lain seperti ini, ya? Ia menguji kemampuanku apakah aku bisa mengikutinya. Nggak salah lagi, pasti banyak gadis kapal yang meneriakinya, “Jangan main-main!” dan meninggalkannya. Tentu saja mereka akan marah kalau dipaksa melakukan push-up ketika menjenguknya.
Gadis ini sama seperti Akebono, sisa-sisa yang tak terpilih, Kagerou meratapi nasibnya dalam hati.
Kemudian Satsuki melanjutkan hitungannya.
“Empat puluh sembilaaan. Empat puluh delapaan.”
“Tunggu! Kenapa jadi gaya korps pelatihan?! Biasanya selesai di lima puluh, ‘kan.”
“Lho? Kamu sudah lelah?” Satsuki berkata dengan nada yang tenang. “Kupikir kamu sedikit lebih baik karena kamu dari Kure.”
“Grrr…” Kagerou menggertakkan giginya. Dengan hal tersebut, sebuah kobaran api menyala. “Akan kulakukan berapa kalipun hitungannya!”
Mari lakukan ini. Benar, seperti yang Akebono katakan, kelas Kagerou memiliki kepercayaan diri terhadap kekuatan fisiknya. Dulu di Etajima, Shiranui dan aku melakukan push-up tanpa henti di saat yang lain sudah jatuh kelelahan. Kami berbeda dari mereka yang kelelahan di tengah-tengah karena jarak jelajah mereka yang pendek. Kalau ini adu kontes, kenapa tidak?
“Tiga puluh sembilaan. Wow, Kagerou hebat juga.”
“Tiga puluh delapaan! Ayolah, teruslah berhitung!”
“Tiga puluh tujuuuh. Tentu saja.”
Ketika hitungannya hampir mencapai lima puluh, angkanya perlahan-lahan menurun, dan ketika hitungannya mendekati nol, angkanya kembali naik. Itu adalah persaingan keras kepala tanpa henti.
Satsuki pada akhirnya menghentikan hitungannya ketika mereka bermandikan keringat.
“Lima puluuuh. Wow, capek, capek.”
Hitungan yang ia katakan adalah lima puluh, namun hitungannya sebenarnya hampir mencapai dua ratus. Ia kemudian berdiri dan mengambil dua handuk dari kasur.
“Nih, pakai aja.”
“Makasih.”
Kagerou menerimanya sembari mencoba untuk bersikap setenang mungkin. Sebenarnya, kedua kaki dan tangannya gemetaran, namun ia bertekad untuk tidak mengibarkan bendera putih.
“Kagerou lumayan juga. Selama ini aku belum pernah menemui gadis kapal lain yang bisa mengikutiku sejauh ini, lho,” kata Satsuki dengan kagum.
Kagerou menyeka keringatnya.
“Heh. Jadi gadis-gadis Distrik Yoko tidak punya kekuatan fisik yang besar, ya?”
“Ahaha. Kamu benar-benar mengatakannya, ya. Jadi, apa kamu ke sini untuk memanggilku? Memangnya aku boleh keluar dari galangan?”
“Iya, benar, aku sudah mendapat izin dari Atago-san.”
Atago memberitahunya tempat Satsuki berada dan memberinya izin untuk memperbolehkannya keluar dari galangan pada saat yang bersamaan.
Satsuki sangat gembira mendengar ia boleh keluar.
“Jadi Atago-san akhirnya membolehkanku untuk keluar, ya.”
“Berterima kasihlah padaku. Aku mempertaruhkan tubuhku untuk itu.”
“Jangan bilang, kamu memanggilnya ‘Kakak’?”
“Ya, aku memanggilnya begitu.”
Sasaki memandangnya dengan terkejut, kemudian tertawa terbahak-bahak.
“Semuanya mencoba lari darinya karena tidak ingin memanggilnya seperti itu dan kamu melakukannya? Kamu benar-benar hebat.”
“Hah?! Kukira gadis kapal yang lain juga memanggilnya begitu…”
“Kagerou orang pertama yang memanggilnya seperti itu, lho.”
Aku telah tertipu, sesal Kagerou. Pantas saja Atago terlihat sangat bahagia.
“Yah, lupakan saja itu. Mulai sekarang, kamu harus mengikuti instruksi yang aku berikan, oke?”
“Oke, tidak masalah.”
Secara mengejutkan, Satsuki menerimanya dengan mudah.
“Kamu terus menemaniku push-up sampai akhir, jadi aku akan mengikuti perintah Kagerou.”
“Baguslah kalau begitu.”
Kagerou menggulung handuknya.
“Akan ku kembalikan setelah aku mencucinya.”
“Ambil saja untukmu. Aku akan keluar dari galangan besok, jadi kapan-kapan ayo push-up bersama lagi.”
Seperti yang diduga, Kagero pun menjawab dengan, “Maaf, tidak akan ada yang kedua kalinya.”
Kagerou duduk di luar galangan. Ketika ia sedang keluar, ia melirik dan melihat Satsuki sedang bersiap untuk melakukan sit-up. Dasar pasien galangan ini, kamu ini beneran terluka nggak sih?
Ia mengambil napas panjang untuk beberapa saat, kemudian berdiri. Oke, sekarang yang selanjutnya. Aku harus pergi menemui orang-orang yang bahkan aku tidak yakin tentang keberadaannya.
“Selanjutnya… Arare, ya…? Arare?”
Ia mengira ia salah membacanya untuk sejenak, namun tulisan Atago yang indah tidak mungkin untuk salah dibaca. Tulisannya memang Arare.
Di sana tertulis bahwa ia biasanya ada di ruang belajar, jadi Kagerou menuju ke sana dengan segera.
Ruang belajarnya ada di dalam asrama kapal perusak. Asrama kapal perusak adalah penginapan yang digunakan kapal perusak untuk tinggal dan hidup sehari-hari.
Tentunya, ruang belajar tersebut khusus untuk para kapal perusak, dan setiap orang disediakan meja di mana mereka dapat belajar atau melakukan riset.
Ada banyak meja di ruang belajar asrama kapal perusak. Hal tersebut dikarenakan jumlah kapal perusak sangatlah banyak. Asrama kapal induk dan asrama kapal tempur juga memiliki ruang belajar yang berukuran sama, namun dengan meja yang lebih sedikit, sehingga dapat digunakan dengan lebih leluasa. Ada keluhan yang selalu dikatakan sejak lama tentang penetapan ruang belajarnya, namun tidak pernah membuahkan hasil karena selalu dijawab dengan “Ruang belajarnya akan diperluas jika berat benamannya[6] melampaui batas.”
Kagerou memasuki ruang belajar dan menuju arah belakang, melewati dan menghindari perlengkapan-perlengkapan yang berantakan. Ada meriam turret dan tabung peluncur torpedo di sana-sini karena dipinjam oleh gadis kapal yang ingin memeriksanya namun harus berulang-kali melihat buku panduannya. Bahkan di antaranya tergeletak sebuah torpedo tipe 90 yang hulu ledaknya sudah dihilangkan dan sebuah turbin tipe Kanhon.
Ia melewatinya dengan terampil. Hal semacam ini tidak menyulitkannya, karena di Kure dulu, banyak tempat tidur gantung yang bergelantungan hingga terlihat seperti bangku tidur tingkat, dengan laras meriam ditumpuk di atasnya.
“Oh, itu dia.”
Ia mendekati gadis kapal yang ia cari.
Arare sedang menghadap mejanya. Ia cukup kecil bahkan di antara banyak gadis kapal perusak yang bertubuh kecil, belum lagi bentuk tubuhnya juga mungil. Karena ia berada di dalam ruangan, ia melepaskan topi gadis kapal perusaknya yang khas, sementara rambutnya yang sedikit bergelombang dapat terlihat dengan jelas.
Ia masih terlihat sama seperti ketika ia masih di Kure.
Kagerou merasa senang dan memanggilnya.
“Arare, hei, Arare!”
Arare menengok ke belakang. Wajahnya masih kekanak-kanakan namun terlihat cukup berkembang.
“Sudah lama nggak ketemu, ya!?”
Arare hanya menatap Kagerou. Ia tak mengatakan apapun selama beberapa saat.
Akhirnya, ia memiringkan kepalanya yang kecil.
“… Siapa…?”
Kagerou hampir tersentak terjatuh.
“Ini aku, lho, aku! Kagerou! Kita pernah bersama di Divisi Perusak ke-18 di Kure, ‘kan!?”
“Oh…”
Arare mengangguk, entah mengingatnya atau tidak.
“Kalau diingat-ingat…”
“Apa kamu sudah mengingatnya?”
“Mungkin…”
Arare masih menggumamkan sesuatu yang membuatnya khawatir.
Kagerou dan Arare merupakan rekan di divisi perusak yang sama saat di Kure. Anggota lainnya adalah Shiranui dan Kasumi. Kagerou merasa bangga menjadi anggota kelompok tersebut di mana mereka dapat disebut sebagai teman dekat.
Arare dipindah tugaskan sebelum Kagerou. Hanya saja, Kagerou tidak mengetahui ke mana Arare dipindahkan. Bagaimanapun juga, Arare orangnya pendiam, jadi ia tidak memberitahunya ke mana ia akan ditempatkan. Arare memiliki kebiasaan buruk untuk selalu mentraktir orang lain dan Kagerou telah memakan banyak anmitsu[7] darinya, namun terkadang ia curiga bahwa sifat pendiamnya merupakan caranya untuk menghindar dari pertanyaan.
Tetap saja, Kagerou merasa lega ketika melihat seseorang yang ia kenal.
“Arare, kamu juga bergabung dengan Divisi Perusak ke-14, ya?”
“Ya…”
“Aku merasa sangat senang bertemu dengan teman lama.”
“Aku juga… yah…”
Entah mengapa, nada bicaranya terdengar seperti ia mencoba untuk menjaga jarak, namun Kagerou menghiraukannya.
Kagerou melebarkan tangannya.
“Bolehkah aku memelukmu?”
“Uh, aku tidak yakin…”
“Jangan ngomong gitu dong.”
Hap. Ia memeluknya tanpa memedulikan jawabannya. Entah mengapa, rasanya aku menjadi mirip seperti Atago-san, pikirnya, namun ia tetap memeluknya karena ia masih merasa terharu terhadap reuni mereka setelah sekian lamanya.
Arare menuruti pelukannya tanpa mengatakan apapun. Lagipula, sejak awal Arare memang bukan gadis yang begitu tegas.
“Hei, Arare, aku sampai cemas memikirkan apakah aku akan sendirian di Distrik Yoko. Gadis boku-ko[8] di galangan tiba-tiba mulai melakukan push-up ketika aku mengunjunginya, belum lagi aku dipaksa untuk mengurus seorang gadis kapal yang memiliki sifat yang menyebalkan sekali.”
“Akebono ya…”
Si tukang cari masalah itu terkenal rupanya.
“Tapi aku lega karena ada Arare, lho. Tapi kenapa kamu bergabung ke Divisi Perusak ke-14?”
“Ada pembagian divisi perusak… aku hanya diam karena suatu alasan… Kemudian aku diperintahkan bergabung dengan divisi ke-14…”
“Yah, kamu ‘kan memang jarang bicara. Tapi ada aku di sini, jadi semuanya akan baik-baik saja.”
“Bagian mananya yang ‘baik-baik saja?”
Bersamaan dengan suara tersebut, kerahnya ditarik ke belakang secara tiba-tiba.
Ada seorang gadis kapal lain ketika ia menengok ke belakang. Rambutnya halus seakan mengambang serta alis matanya mengernyit. Wajah dan nada suaranya yang keras lebih mengingatkannya tentang seorang ksatria atau pejuang kuno daripada seorang gadis kapal.
Ketika ia melihat seragam pelautnya yang kehitam-hitaman, Kagerou seketika tersadar. Gadis ini kelas Mutsuki, ‘kan?
“… Jadi kamu Nagatsuki ya. Nggak heran emang Divisi Perusak ke-14.”
“Kenapa kalau iya? Jadi kamu si Kagerou itu?”
Nagatsuki berkata dengan pandangan yang tidak begitu ramah.
“Baru saja aku masuk ke ruang belajar, tiba-tiba kau sudah memeluk Arare yang tidak melawan. Kau ini orang cabul baru atau bagaimana?”
“Ngawur! Aku hanya memperbaharui persahabatan lama kami.”
“Tidak perlu sampai segitunya ‘kan?”
Nagatsuki secara blak-blakan menempatkan diri di antara Kagerou dan Arare
“Ini Yokosuka, bukan Kure.”
“Aku sekarang juga anggota Distrik Yoko, lho.”
“Kalau begitu, ada divisi perusak lain. Gabung saja dengan mereka.”
“Aku diperintahkan oleh laksamana, mau bagaimana lagi.”
“Orang itu akan melakukan apapun asal kepalanya dielus oleh Houshou-san atau Ikazuchi. Sana sogok mereka berdua.”
“Ngapain aku harus sampai segitunya?!”
Kagerou tanpa sadar meninggikan suaranya. Nagatsuki melanjutkan dengan pandangan dinginnya yang terlihat memiliki sedikit perasaan.
“Divisi Perusak ke-14 mulanya hanya aku dan Arare. Tempat kami untuk mendiskusikan bagaimana caranya menjadi divisi perusak terhebat hanya dengan kedua kemampuan kami berdua. Kemudian kau dan Satsuki dipindah tugaskan ke sini, dan bahkan Akebono pun juga ikut bergabung. Tentu saja itu akan merusak semangat kami, ‘kan? Makanya pergi sana.”
Entah mengapa, rasanya aku mulai mengerti.
Dengan kata lain, Nagatsuki menganggap Kagerou sebagai seorang pengganggu. Rasanya seperti ketika kau ingin membangun banyak hal berdua, kemudian ada orang asing datang dan bertingkah selayaknya seorang teman. Mungkin bisa dibilang seperti ketika kerja kerasmu diinjak-injak oleh seseorang.
Yah, aku bersimpati dengannya, tapi aku juga punya persoalan yang harus aku hadapi.
Kagerou berdeham dengan sengaja.
“Aku kapal pimpinannya, jadi patuhi apa yang aku katakan.”
“Apa katamu?”
Nagatsuki terlihat terkejut. Sepertinya dia belum mengetahuinya.
“Kenapa seorang kapal perusak yang memimpin divisi perusaknya?”
“Tanyakan itu ke laksamana. Intinya, mulai sekarang akulah yang paling berwenang di Divisi Perusak ke-14. Pembangkangan takkan kumaafkan.”
Sudah kuduga, apa yang aku katakan sepertinya sedikit berlebihan bahkan bagi diriku sendiri, tapi aku tidak dapat memikirkan kata-kata lain. Kagerou sendiri tidak menyukai sikap arogan semacam itu, namun ia tidak memiliki waktu luang untuk membujuknya. Lagi pula, divisinya masih merupakan sebuah struktur organisasi, meskipun belum sempurna, jadi mana mungkin Nagatsuki akan membangkang kepada atasannya, ‘kan?
Meski demikian, Nagatsuki tetap tidak mematuhinya.
“Aku menolak.”
Ia berkata seolah-olah ingin melindungi Arare.
“Aku tidak mau mengakuimu sebagai pemimpinnya. Divisi Perusak ke-14 hanyalah milikku dan Arare. Jangan ikut campur.”
“Aneh sekali. Bukannya kamu awalnya berasal dari Distrik Sase? Kamu ‘kan kelas Mutsuki, seharusnya kamu bersama Satsuki daripada bersama Arare.”
“Aku tak butuh si penggila latihan otot itu. Aku sudah memutuskan untuk bersama Arare.”
Nagatsuki memiliki pandangan yang seolah-olah mengatakan ‘Kau pikir aku akan mendengarkan omongan orang lain?’ Akebono memang suka melawan, namun pada kasus gadis ini, dia keras kepala. Kagerou nantinya akan menyadari bahwa sifat-sifat semacam inilah yang membuat mereka dibuang ke Divisi Perusak ke-14.
“Aku tidak punya urusan denganmu.”
“Tapi aku punya, lho.”
“Kubilang tidak ya tidak. Arare, ayo pergi.”
Nagatsuki menarik Arare bersamanya. Arare yang masih linglung mengikutinya.
Ia bahkan tidak punya waktu untuk menghentikan mereka. Mereka pergi entah ke mana sementara Kagerou berdiri diam.
Mulutnya melengkung ke bawah. Kenapa sih orangnya kayak gini semua? Laksamana punya semacam dendam padaku atau gimana sih? Menyuruhku mengurus para sisa-sisa ini bagaimanapun caranya, aku tidak bisa membuat sebuah pasukan yang isinya para pecundang, tau?!
Apakah hal yang sama akan terulang lagi nanti? Pikirnya beberapa saat kemudian. Arare mungkin pendiam, namun dia agak mendingan, tapi ada juga si pencari masalah, penggila latihan otot, dan gadis keras kepala. Aku yakin aku juga dikategorikan entah di mana.
Setelah meratapi nasibnya selama beberapa saat, Kagerou keluar dari ruang belajar untuk mencari anggota terakhirnya.
Anggota terakhir Divisi Perusak ke-14 adalah Ushio.
Ia sudah muak memikirkan ‘Apakah aku harus susah payah mencari seseorang yang penuh masalah lagi?’ Namun, sepertinya hal itu tidak terjadi. Orang yang ia cari muncul dari arah yang berlawanan.
Gadis kapal perusak tersebut menghampiri Kagerou begitu ia keluar dari ruang belajar untuk menuju pelabuhan, kemudian membungkuk memberi hormat padanya.
“Permisi, apa kamu Kagerou-san? Kagerou sang kapal perusak kelas Kagerou?”
“Ya, kenapa memangnya?”
“Aku, namaku Ushio.”
Kagerou mengatakan, “Oh,” dan merasa sedikit kecewa karena ia langsung menemukan orang yang ia cari dengan cukup mudah.
Penampilan Ushio terlihat seperti seorang penurut dan penakut. Ia terlihat seperti ingin menangis tergantung dari mana kau memandangnya.
Jangan-jangan ini seorang dengan sifat yang ekstrim lagi, pikir Kagerou. Umumnya, kapal perusak memiliki sikap besar kepala yang berkebalikan dengan penampilan mereka yang kecil, namun banyak di antara mereka yang tidak akan berbicara lagi selama apapun ketika mereka memilih untuk diam. Sesuai dengan bahasa inggrisnya, “Destroyer”, mereka cenderung memiliki sifat yang eksentrik mungkin karena mereka telah menentukan tujuan mereka untuk menghancurkan kapal-kapal raksasa kapanpun mereka menemuinya. Hal tersebut berlaku di sisi lain lautan, namun ia mendengar bahwa ada beberapa yang berperilaku layaknya orang sinting dengan sengaja di antara kelas kapal yang sama.
Gadis kapal perusak di depan matanya, entah bagaimana cara menjelaskannya, terasa begitu penakut sampai-sampai ia tidak terlihat seperti seorang gadis kapal sama sekali.
Untuk memastikan, Kagerou bertanya padanya.
“Kamu juga anggota Divisi Perusak ke-14, ya?”
“Ya. Anu, terima kasih sudah mau menerimaku.”
Secara reflek, Kagerou menjawab, “Tidak, tidak, seharusnya aku yang berterima kasih,” dan membalas memberi hormat padanya. Gadis kapal ini sangat sopan sekali.
Ushio mengangkat wajahnya. Hanya dengan melakukan hal tersebut, dadanya bergoyang-goyang.
Kagerou bergumam pada dirinya sendiri dengan penuh hati, “Padahal kamu kapal perusak…”
“Apa ada sesuatu…?”
“Bukan apa-apa. Kalau begitu, dengan begini aku telah menemui semua anggotanya…”
“Anu, apa kamu tahu di mana Akebono-chan berada?”
“Entahlah. Aku yakin dia pasti di sekitar sini entah di mana, ‘kan?”
“Aku telah mencarinya sejak tadi, namun tidak bisa menemukannya…”
Ushio berkata sembari melihat-lihat sekitar dengan gelisah.
Kagerou menjawab tanpa berpikir.
“Aku yakin dia ada di atas atap Kantor Distrik Angkatan Laut atau apalah.”
“Kudengar dia bertengkar dengan seorang gadis kapal perusak lain di sana. Padahal aku selalu memberitahunya untuk berhenti menyinggung orang lain yang ia lihat…”
Itu hal yang persis ia lakukan padaku, pikir Kagerou. Sepertinya gadis itu tidak hanya mencari masalah dengannya karena ia seorang pendatang baru, namun kepada siapapun tanpa terkecuali.
“Cukup. Aku sudah bertemu dengannya secara langsung.”
“Tapi Akebono-chan akhirnya dapat bergabung dengan sebuah divisi perusak. Sampai sekarang, dia selalu dikeluarkan setiap kali dia ditempatkan di divisi perusak lain… Oh, itu dia.”
Akebono berada sedikit cukup jauh di sana, dekat tempat latihan.
Ushio memanggilnya, “Akebono-chan!” Akebono hanya meliriknya, lalu menghiraukannya dan lanjut berjalan. Ushio mengejarnya dan membicarakan sesuatu dengannya.
Pasti ia sedang mengatakan sesuatu seperti “Kamu harus berteman baik dengan yang lain,” atau semacamnya. Akebono terlihat bersikeras tidak mau melakukannya, membuat gerakan isyarat menolak apapun yang Ushio coba katakan. Apakah ia menghujaninya dengan cacian? Ia bahkan mengayun-ayunkan tangannya.
Bahkan dari kejauhan, Kagerou dapat melihat bahwa Ushio mulai menjadi putus asa. Kagerou menghampiri mereka karena tak sanggup melihatnya.
“Hei, Akebono.”
Akebono melirik Kagerou.
“Kau lagi. Dasar tukang ikut campur.”
Mulutnya masih kotor seperti biasanya. Ia sedikit terengah-engah, pasti karena bertengkar dengan Ushio, ‘kan? Seluruh tubuhnya seakan-akan mengeluarkan kesan ‘Jangan dekat-dekat, jangan menyentuhku, dan jangan dekati aku.’
Sebaliknya, Ushio tampak berkaca-kaca. Tentu saja Kagerou merasa jengkel melihatnya dan bercekak pinggang.
“Bersikaplah lebih baik dengan temanmu.”
“Teman? Jangan-jangan maksudmu Ushio?”
“Tentu saja, siapa lagi. Ia telah susah payah mencarimu.”
Akebono tertawa terbahak-bahak.
“Jangan bercanda. Aku tak pernah menyuruhnya untuk melakukan itu. Itu tidak ada hubungannya denganku.”
“Gini lho, dia mati-matian mencarimu karena dia khawatir denganmu, kalau yang seperti itu tidak kamu anggap sebagai teman, lalu dia ini apa buatmu?”
“Dia tak lebih dari seorang yang suka ikut campur urusan orang lain dan mencoba memaksaku bergabung dengan sebuah divisi perusak padahal aku sendiri lebih suka sendirian.”
Ia seakan-akan mengatakan bahwa hal tersebut tidak layak untuk dibicarakan. Kagerou menjadi semakin jengkel.
“Dia melakukan itu karena dia ingin kamu berbaur dengan yang lainnya ‘kan?”
“Tapi ada gadis seperti Shimakaze yang berkeliaran sendiri.”
“Itu ‘kan karena dia satu-satunya yang memiliki kecepatan semacam itu.”
Shimakaze sulit bergabung ke suatu divisi perusak lain karena tidak ada kapal lain dari kelasnya. Karena itu ia diperlakukan dengan berbeda. Sementara Akebono adalah kapal kelas Ayanami. Kelas itu merupakan pengembangan lanjutan dari kelas Fubuki, jadi ada banyak sekali kapal sejenis.
“Divisi perusak menjadi kekuatan tempur karena dijadikan satuan terpadu. Kalau terpisah-pisah, kapal perusak tidak akan bisa mengiringi dan mengawal pasukan utama, ‘kan?”
Tiba-tiba, Akebono meninggikan suaranya, seakan-akan ada sesuatu yang melukai perasaannya.
“Mengawal?! Jangan konyol! Hanya kapal perusak dungu dan menyedihkan yang akan melakukan itu! Aku tidak sudi melakukannya!”
“Hah? Itu 'kan tugas yang sangat penting.”
“Dasar gampang dibegoin! Dimanfaatkan secara percuma seperti itulah alasan kapal perusak dijadikan bahan olok-olokan!”
Kagerou tidak paham dengan apa yang ia maksud. Misi pengawalan adalah tugas yang sangat penting bagi kapal perusak. Mereka akan melindungi apapun yang dapat mereka lindungi, mulai dari kapal raksasa hingga konvoi kapal. Mereka akan menembak jatuh pesawat musuh yang datang, mengusir kapal selam, bahkan melakukan misi penyelamatan.
Ia merasa bangga melakukan berbagai jenis misi tersebut. Kapal benderanya yang sebelumnya, Jintsuu, berkali-kali mengajarkan padanya, “Misi pengawalan adalah tugas penting yang hanya dapat dilakukan oleh para kapal perusak.” Ia juga membanggakan dirinya dengan kenyataan bahwa kapal raksasa dapat menunjukkan kemampuannya berkat usaha mereka.
Meski begitu, apa-apaan ucapan itu?
“… Kamu pikir salah siapa kapal perusak jadi diolok-olok hah?!” Kagerou akhirnya mengamuk. “Gadis dengan sifat buruk sepertimu lah yang merusak nama baik para kapal perusak! Dan aku yang dipaksa mengurusmu, kamu pikir aku ini pedagang rongsok apa?!”
“Cocok sekali untukmu. Lagipula, kau 'kan kelas Kagerou. Ujung-ujungnya, kau bakal langsung hilang dalam sekejap, sama seperti gerou dungu!”[9]
“Orang-orang membencimu karena kamu hanya mengatakan hal-hal menyebalkan semacam itu!”
“Aku tau orang-orang membenciku. Jangan sok mengurus!”
“Aku sendiri juga tidak ingin mengurusimu, tapi kita ‘kan anggota divisi perusak yang sama! Bukannya kita kawan?!”
“Kalau memang tidak suka, kenapa kau tidak mengeluarkanku saja hah?! Aku yakin Atago-san akan menyetujuinya jika kau memintanya.”
“Ya, pasti akan kulakukan, dasar idiot sialan! Akan kubuang perlengkapanmu dari pelabuhan dan akan kubuat kamu menjadi sasaran latihan di laut lepas Wakasa!”
“Kau lebih baik segera melakukannya! Jika tidak, kau akan terkena serangan torpedo terlebih dahulu sebelum aku dilempari dayung perahu!”
Akebono melontarkan cacian perpisahan, “Dasar bego!” kemudian membalikkan badan dan berlari meninggalkannya.
Kagerou tidak menghentikannya. Tubuhnya masih mendidih penuh kemarahan.
“Anu…”
Ushio memanggilnya dengan gugup.
“Apa?”
Ushio terkejut ketika Kagerou memelototinya.
“Ah… Maaf…”
Ia merasa bersalah ketika melihat ekspresi wajahnya.
“Ah tidak… Aku yang seharusnya minta maaf. Ini semua bukan salahmu.”
Kagerou menahan amarahnya dan memaksakan diri untuk tersenyum. Saat ini ia tak memiliki perasaan apapun selain amarah terhadap Akebono, namun melampiaskannya pada Ushio tentu saja merupakan hal yang salah.
Ushio masih mencoba mengira-ngira perasaan Kagerou.
“Maaf… Aku meminta maaf atas ulah Akebono-chan.”
Kagerou buru-buru menghentikannya karena ia benar-benar mencoba untuk menundukkan kepalanya.
“Nggak apa-apa kok, nggak apa-apa. Semuanya salah Akebono kok.”
Ushio mendongak ke arah Kagerou.
“Anu… Apa kamu benar-benar akan mengeluarkan Akebono-chan…?”
“Entahlah ya.”
Ushio mulai berlinang air mata, mungkin karena ia melihat wajahnya yang kesusahan. Kagerou membantahnya dengan panik.
“Tidak, aku tidak akan melakukannya. Akebono masih merupakan anggota Divisi Perusak ke-14. Kalau aku mengeluarkannya setelah semua yang kukatakan, rasanya seperti aku yang kalah, dan itu menjengkelkan. Dia akan tetap bersama kita.”
Ushio mengelus dadanya.
“Terima kasih banyak. Aku merasa lega…”
“Sepertinya aku juga harus melatih cara mengejekku ya.”
Ia bermaksud untuk bercanda, namun sepertinya Ushio menganggapnya dengan serius.
“Tolong jangan terlalu terpengaruh oleh Akebono-chan. Suasana divisi perusak lain yang pernah ia masuki menjadi sangat kaku. Kupikir akan lebih baik jika ia diawasi dan dibiarkan begitu saja.”
Kagerou lebih merasa terkesan dibanding khawatir terhadap apa yang ia katakan.
“Ushio, kamu baik sekali.”
“Terima kasih…”
“Tapi kamu cuma akan dimanfaatkan, jadi kenapa kamu tidak memutuskan hubunganmu dengan Akebono?”
Ushio menggelengkan kepala.
“Aku tidak bisa melakukan itu. Bagaimanapun juga, ini kebetulan karena aku bergabung dengan divisi perusak yang mau menerima Akebono-chan meski dengan seluruh permasalahannya. Aku akan tetap menemaninya hingga akhir. Aku ingin menggunakan hal ini sebagai kesempatan untuk mengembalikannya menjadi gadis tulus seperti dulu.”
“Gadis tulus? Si Akebono itu?”
Ia berpikir bahwa itu pasti sebuah lelucon, tapi Ushio benar-benar serius.
“Ya. Aku tidak mengenal gadis kapal perusak lain yang penuh dedikasi dan setia terhadap tugasnya sebaik dirinya.”
“Mana mungkin.”
Kagerou tidak dapat menahan tawa gelinya, namun Ushio memiliki ekspresi yang sangat serius.
“Ini sungguhan. Bahkan ketika ia menembaki kantor laksamana, itu karena laksamana memintanya secara langsung untuk melakukannya. Laksamana menyuruhnya untuk hanya menghancurkan kantornya tanpa merusak yang lainnya. Dengan begitu, laksamana dapat meminta para kapal induk dan kapal tempur untuk memanjakan dirinya.”
“Oh…”
Kagerou teringat ketika laksamana mengatakan, “Hari ini sepertinya aku ke tempat Houshou-san saja deh.”
Namun, menghancurkan kantor laksamana tanpa menimbulkan kerusakan tambahan pasti merupakan suatu prestasi keterampilan, bukan? Bahkan Kagerou tidak terluka meski terkena dampak ledakannya secara langsung.
"Hmm… penuh dedikasi, ya…?”
“Aku paham apa yang Kagerou-san ingin katakan. Namun, aku juga bertanggung jawab atas mengapa Akebono-chan menjadi seperti ini. Jadi tolong maafkan dia.”
“Begitukah?”
Kagerou bertanya kembali, namun Ushio hanya memohon padanya berulang kali dengan mengatakan “Kumohon tolonglah bantu Akebono-chan bagaimanapun caranya.”
Note :
[1] : Mata Tareme adalah jenis penggambaran mata di anime atau manga di mana bagian sudut atau ujungnya melengkung, biasanya digunakan untuk jenis karakter moe. Untuk contoh bisa langsung lihat desain Atago di dalam game.
[2] : Fuwafuwa bisa berarti lembut atau berbulu. Dalam hal ini maksudnya seperti sikap, tindakan, atau nada bicara yang terlalu santai karena lembut hingga tidak dapat dianggap serius.
[3] : Ngambek seperti anak kecil yang berteriak “Pokoknya nggak mau!” Sementara tes pergerakan kapal adalah tes hidrodinamika yang dilakukan terhadap suatu kapal untuk mendesain lambung kapal baru atau memperbaiki desain kapal yang telah ada untuk mengembangkan performa kapal di laut.
[4] : Galangan (Inggris: Dock) adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Di game KanColle, galangan adalah tempat menyembuhkan gadis kapal yang terkena luka dan berupa tempat pemandian.
[5] : Satsuki menggunakan Boku ketika menyebut dirinya sendiri dan jarang digunakan oleh perempuan. Boku merupakan kata ganti orang pertama yang biasanya digunakan oleh anak laki-laki muda.
[6] : Berat benaman (Inggris: Displacement) adalah sebutan untuk berat kapal. Penulis novel ini sangat suka menuliskan sebutan teknis semacam ini. Dalam hal ini maksudnya adalah “Ruang belajarnya akan diperluas ketika jumlah kapal perusaknya melebihi tempat ruangannya.”
[7] : Anmitsu adalah hidangan penutup tradisional Jepang yang pada dasarnya adalah potongan jeli kenyal yang terbuat dari agar-agar bening, yang disajikan bersama dengan anko (pasta kacang azuki atau kacang merah manis yang ditambahkan gula atau madu), dan kuromitsu (sirup hitam yang terbuat dari gula merah Okinawa).
[8] : Boku-ko adalah sebutan bagi gadis yang menggunakan Boku untuk menyebut dirinya sendiri. Secara harfiah artinya gadis Boku.
[9] : Permainan kata-kata yang sulit dilokalisasikan. Akebono di sini menyebut undur-undur yang dalam bahasa Jepang disebut usubakagerou, sementara usubaka sendiri artinya orang bodoh atau tolol.
No comments:
Post a Comment